Muda itu identik dengan sikap yang dinamis, energik, idealis dan anti kemapanan. Maka label agent of change atau agen perubahan kerap disematkan kepada orang-orang muda. Mereka diharapkan membawa angin pembaruan ke arah yang lebih baik. Muda itu juga lekat dengan sifat pemberani dan pantang menyerah. Tidak berhenti berusaha selama cita-cita, keinginan atau tujuan belum tercapai.
ZA remaja di Malang, Jawa Timur berusia 17 tahun tersangka pembunuhan terhadap seorang begal, Misnan, umur 33 tahun. Menurut informasi Kompas.com, Tribunnews.com dan Suara.com (11/9/2019), ZA melakukan perbuatan tersebut sebagai tindak bela diri dari sekelompok begal yang berusaha merampas handphone dan motornya.
ZA juga berusaha melindungi dan menjaga kehormatan pacarnya yang akan diperkosa atau digauli secara bergilir oleh kelompok begal, berjumlah empat orang, yang menghadangnya saat melintas di sekitar ladang tebu di Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Sayangnya upaya mempertahankan diri dan menjaga kehormatan berakibat kematian pada salah satu pelaku begal. ZA pun harus mempertanggungjawabkan tindakannya di pengadilan karena sudah mengakibatkan kematian seseorang.
Biarkan perdebatan terjadi di ruang pengadilan antara jaksa penuntut umum dan pengacara dengan dalil hukum serta pasal-pasal yang memberatkan dan meringankan. Hakim memiliki hak untuk memutuskan berdasarkan  berbagai pertimbangan, apakah yang telah dilakukan ZA salah atau benar. Bukan pendapat netizen.
Kurang dari satu bulan berita tentang keberanian ZA melawan empat orang begal. Muncul berita politikus muda yang menjabat sebagai Bupati Lampung Utara, Agung Ilmu Mangkunegara (AIM) ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan menerima suap. Lewat operasi tangkap tangan di rumah dinasnya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Umur AIM memang tidak semuda ZA. Tetapi dalam kancah perpolitikan AIM tergolong muda. Baru 32 tahun berhasil meraih prestasi sebagai kepala daerah. Tentu perlu kecakapan agar berhasil meraih posisi  tersebut. Termasuk keberanian untuk memutuskan dan bertindak sesuai Ilmu pengetahuan dan akal budi atau hanya berdasarkan hasrat keinginan berkuasa.
Apakah saat mencalonkan diri tidak mempertimbangkan soal gaji ? Atau tidak tahu besaran gaji yang diterima karena eforia pemilu, menjadi pemimpin itu serba enak sebab mendapat berbagai fasilitas dan tunjangan. Besaran tunjangan bisa jadi besarnya melebihi gaji pokok kepala daerah. Benarkah gaji seorang kepala daerah seperti bupati sedikit ? Kurang sepadan dengan tugas dan beban kerja ?
Apakah itu semua menjadi tantangan sehingga berani menentukan pilihan. Memilih menjadi kepala daerah seperti berani menerima tantangan bergaji sedikit tetapi tunjangannya berlipat-lipat. Atau bergaji sedikit tetapi "sabetannya" ada dimana-mana. Sehingga ditemukan uang Rp 200 juta oleh KPK di kamar rumah Bupati Lampung Utara, AIM.
Budhi mengakui postingannya merupakan bentuk keprihatinannya terhadap gaji bupati yang tidak sepadan dengan kebutuhan. Hal itu, menurutnya sebagai penyebab atau pemicu kepala daerah khususnya bupati melakukan korupsi.
"Kalau saya secara pribadi gak ada masalah, hanya cukuplah. Tapi dalam paguyuban bupati se-Indonesia (APKASI), banyak di samping saya mengeluh karena kebutuhannya banyak. Ada tim sukses, parpol, itu harus dipenuhi semua, kalau tidak nanti merengut," kata Budhi Suwarno Bupati Banjarnegara (Tribunjateng.com, 8/10/2019) yang viral karena memposting slip gaji.
Setelah dikonfirmasi beberapa media, Budhi mengakui dirinya mendapat tunjangan operasional.
Kepada Kompas.com Budhi mengaku tidak menerima tunjangan. "Tunjangan enggak ada, nggak ada tunjangan apa-apa. Uang operasional ada, uang operasional saya Rp 31 juta koma berapa gitu. Itu untuk keperluan keliling sehari-hari, pulsa, untuk kondangan dan sebagainya. (Kompas.com, 4/10/2019)
"Setiap harinya  maksimal Rp 1 juta. Itu biasanya digunakan untuk keperluan saat kegiatan. Seperti saat saya ke Kecamatan Karangkobar bersama Dishub, Satpol PP untuk makan siang bareng," jelasnya. Ditambah honor perbulan dari dua Badan Usaha Milik Daerah seperti PDAM dan Perusda Percetakan (Detik.com, 8/10/2019).
Berani, bukan hanya saat nyawa terancam atau harga diri diinjak-injak. Berani tidak cukup dengan melindungi dan menjaga harga diri pacar dari ancaman begal. Â Tetapi mesti juga berani menolak godaan mengajak atau diajak pergi pacar karena sudah berstatus sebagai laki-laki beristri.
Berani itu menggunakan berbagai kemudahan dan kenyamanan bukan hanya untuk diri sendiri tetapi dengan cara berbagi demi kenyamanan dan kesejahteraan orang-orang di sekitarnya. Bukan keluarga, kelompok apalagi saudara tetapi untuk rakyat yang dipimpinnya.