Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Maaf, Pemberani Itu Bukan Demonstran atau Pelajar

28 September 2019   11:49 Diperbarui: 30 September 2019   07:46 4772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merokok dapat merusak lapisan dinding arteri koroner bagian dalam sehingga terjadi penumpukan lapisan lemak atau plak yang mengakibatkan penyempitan arteri koroner di jantung.

(foto: pixabay)
(foto: pixabay)

Demikian pula dengan asap tembakau rokok dapat mengurangi jumlah oksigen dalam darah. Merangsang tubuh memacu aktivitas sistem saraf sehingga jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah meningkat. 

Selain itu merokok mempercepat pembekuan darah yang mengakibatkan penggumpalan darah di pembuluh darah koroner dan dapat mengakibatkan serangan jantung.

Apakah merokok sebuah tuntutan ? Dibutuhkan untuk memperlancar komunikasi, memecah kekakuan suasana, melepas ketegangan atau apa saja ? Tidak sedikit orang mengetahui sebatang rokok yang dihisap mengandung banyak zat berbahaya, membuat batuk, kadang gatal di tenggorokan atau dada.

Diantara rokok (foto:koin)
Diantara rokok (foto:koin)
Sedikitnya 250 jenis zat beracun dan 70 jenis zat yang bersifat karsinogenik, yang memicu kanker. Belum lagi asapnya yang mengandung sekitar lima ribu senyawa yang bersifat racun bagi tubuh. Kalau bukan orang-orang berani menjemput kematian, apa sebutan yang pas bagi mereka ?

Sudah banyak tulisan, video serta beraneka macam kampanye bahaya rokok di media mainstream, medsos, spanduk, selebaran yang mudah diakses oleh masyarakat. Namun tetap saja perokok adalah orang-orang yang berani mati mengantongi tulisan "Rokok Membunuhmu".

Bagi Citra, laki-laki yang mulai menghisap rokok saat masih duduk di SMP, enam bungkus rokok setiap hari dengan peringatan "Merokok Sebabkan Kanker Mulut", "Karena Merokok Saya Terkena Kanker Tenggorokan" atau "Rokok Merenggut Kebahagiaan Saya Satu Persatu". Sepertinya tidak akan memberi pengaruh pada dirinya.

(foto:detik)
(foto:detik)

Dengan bangga Citra menceritakan pengalamannya, Kamis sore (26/9) yang pernah berhenti merokok selama tujuh bulan karena sakit. Namun keberhasilan itu diungkapkan seperti sebuah satire.

Satire lain juga disampaikan Yadi, sore itu juga. Dirinya mengaku sempat berhenti merokok selama satu tahun saat menjadi pengantin baru. Namun godaan dan bujukan teman tak mampu menjaga niat dan kemauannya untuk berhenti merokok. Kini Yadi menghabiskan satu bungkus rokok maksimal satu harinya. Yadi mulai menghisap rokok seperti Citra, saat masih di SMP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun