Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Namanya Tanjung, Wangi dan Usia Bisa Sampai 100 Tahun

13 Agustus 2019   23:28 Diperbarui: 13 Agustus 2019   23:49 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam buku Toponim Kota Yogyakarta, pihak Residen Cannes mengajukan permohonan kepada Sri Sultan untuk diberi tempat khusus bagi orang-orang Eropa, lokasinya di sebelah timur sungai Code. Dikenal dengan Nieuwe Wijk atau Kota Baru pada masa sekarang.

Kawasan yg ditata secara matang (foto: Ko In)
Kawasan yg ditata secara matang (foto: Ko In)
Dalam catatan sejarahnya, kawasan Kota Baru Yogyakarta dulu banyak ditumbuhi pohon perindang yang berbau harum bunganya dan pohon buah. 

Sisa-sisa bagaimana orang Belanda dalam membangun sebuah kawasan, sangat memperhitungkan aspek lingkungan dapat dilihat dengan halaman luas di rumah, tempat ibadah dan rumah sakit. Dimana ditanami pohon buah atau pohon yang menyebarkan bau harum. Di sepanjang jalan, kanan kiri jalan atau di tengah jalan, sebagai pembatas jalur jalan yang berlawanan arah.

Membangun gedung di negeri tropis, orang Belanda memperhatikan unsur sirkulasi udara dan cahaya. Seperti membuat jendela serta pintu yang besar dan tinggi dengan kaca. Sayang beberapa bangunan tersebut kini nampak tenggelam oleh bangunan baru yang tinggi dan bertingkat.

Rumah di Jl. Suroto (foto:Ko In)
Rumah di Jl. Suroto (foto:Ko In)
Anggrek menemani Tanjung (foto:Ko In)
Anggrek menemani Tanjung (foto:Ko In)
Mataram Boulevard atau Jl. Suroto kini sudah bersolek, sehingga pohon-pohon Tanjung nampak sedap dilihat.  Nampak lebih cantik dan diberi teman tanaman anggrek dan tanaman lainnya.

Sebagai sebuah kawasan, Kota Baru bagaikan sebuah taman kota. Sedikit membantu mengurangi polusi udara kota Yogyakarta, akibat semakin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor. Di jam sibuk saat liburan atau usai jam kantor, jalan sekitar Kota Baru selalu padat dengan kendaraan sehingga menimbulkan kemacetan.

Padat saat weekend (foto:Ko In)
Padat saat weekend (foto:Ko In)
Kehadiran pohon-pohon tanjung di kawasan ini setidaknya dapat mengurangi tingkat polusi sebuah kota. Walau kemampuan pohon tanjung dalam menyerap timbal rendah tetapi cukup tahan terhadap pencemaran udara sehingga tidak mudah rusak atau mati. Tidak heran jika usia tanjung dapat mencapai 100 tahun dan telah direkomendasikan sebagai pohon pelindung perkotaan di seluruh dunia.

Mataram Boulevard malam hari (foto: Ko In)
Mataram Boulevard malam hari (foto: Ko In)
Bagaimana sudah kenalan sama pohon tanjung saat ngadem atau menikmati es jaipong di kawasan Kota Baru Yogyakarta ? Jaga dan sapa dia. Jangan engkau siram dengan kuah sisa bakso atau dipaku untuk menempel poster kegiatan seni dan seminar di kampusmu.

Bisa jadi pohon tanjung itu seusia nenek atau kakek buyutmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun