Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

5 Capaian dan 5 Tantangan Infrastruktur Pertanian

22 Mei 2019   23:30 Diperbarui: 22 Mei 2019   23:43 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kementan menyiapkan 20 juta hektar lahan kering dan rawa untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan secara nasional. Dengan harapan dapat memberi dampak positif pada peningkatan pendapatan petani.

Menurut data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSLP) lahan rawa pasang surut, memiliki potensi jadi lahan pertanian,  seluas 34,5 juta hektar. Lahan rawa lebak seluas 15 juta hektar dan lahan kering yang berpotensi menjadi lahan produktif seluas 24 juta hektar. Semuanya tersebar di Lampung, Kalimantan Selatan dan Tengah serta Sumatra Selatan.

Senja di embung (foto:ko in)
Senja di embung (foto:ko in)
Kedua, membangun embung. Embung, bandungan, waduk menjadi salah satu jalan keluar mengatasi kekurangan air saat musim kemarau. Termasuk rehabilitasi terhadap jaringan irigasi untuk kebutuhan pertanian.  

Setidaknya seribu embung dibangun pemerintah sejak tahun 2015. Kementerian PUPR telah membangun 949 unit embung hingga tahun 2018, tahun ini seratus lebih embung dalam proses pembangunan. Dalam masa pemerintahan Jokowi, menargetkan pembangunan 1.053 embung untuk mendukung kelancaran usaha pertanian.

Oleh sebab itu meningkatnya ekspor pertanian, turunnya inflasi pangan dan keberhasilan usaha tani lainnya. Tidak lepas dari ketersediaan infrastruktur pertanian yang meliputi saluran irigasi beserta waduk, bendungan atau embung. Bertujuan menjaga dan mengontrol ketersediaan air. Baik di musim hujan atau musim  kemarau.

Embung saat kemarau (foto:ko in)
Embung saat kemarau (foto:ko in)
Pembangunan waduk atau embung, disertai pembangunan jaringan irigasi baru yang mencapai satu juta hektar. Guna merehabilitasi jaringan irigasi yang mencapai sekitar tiga juta hektar, merupakan target yang ingin dicapai dalam mengamankan ketahanan pangan nasional. Semua itu dilakukan secara terencan dan terorganisir mulai tahun 2015 sampai 2019.

Grafis embung (sumber:indonesiabaik)
Grafis embung (sumber:indonesiabaik)
Kerja keras memberi hasil dengan meningkatnya indeks pertanaman petani yang mulanya 176 persen menjadi 250 persen. Artinya, petani dapat menanam padi sebanyak dua kali dan satu kali tanam palawija.

Ketiga, ketersediaan pupuk. Meningkatnya indeks pertanaman petani tidak serta merta naik begitu saja tanpa adanya perencanaan dan keterlibatan instansi lain. Sehingga menghasilkan panen seperti yang diharapkan. Oleh karena itu ketersediaan pupuk sebagai salah satu infrastuktur pertanian perlu dijaga kecukupan kebutuhan dan keterjangkauan harga oleh petani.

Pupuk (foto: bisnis.com)
Pupuk (foto: bisnis.com)
Pemerintah dalam hal ini Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan meminta pemerintah daerah, melakukan validasi ulang luas lahan pertanian yang dimiliki. Untuk kepentingan alokasi pupuk bersubsidi yang diberikan pemerintah kepada petani di daerah. Tahun 2019, pemerintah menyiapkan 9,1 juta ton pupuk dengan anggaran mencapai 29 triliun.  

Ketika ketersediaan air dan pupuk serta luas lahan pertanian mencukupi maka akan berkorelasi positif dengan hasil panen. Agar hasil bumi dapat segera di jual ke pasar, perlu juga dukungan akses jalan pertanian yang baik. Tidak heran jika pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur pertanian dengan membangun jalan pertanian desa, sepanjang 191 ribu kilometer untuk 75 ribu desa. 

Jalan desa (foto: ko in)
Jalan desa (foto: ko in)
Petani di jalan desa (foto:ko in)
Petani di jalan desa (foto:ko in)
Keempat, akses jalan pertanian desa yang memadai memudahkan petani menjual hasil buminya ke pasar atau ke kota. Sehingga memungkinkan petani terlepas dari jeratan tengkulak karena dapat menjual langsung ke pasar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun