Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Stop Saling Menyalahkan antara Dokter dan Apoteker

29 November 2017   10:01 Diperbarui: 29 November 2017   10:16 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara cerdas gunakan obat (Foto: Ko In)

Era saling menyalahkan antara dokter dan apoteker sudah tutup buku, terkait dengan penggunaan obat antibiotik  yang tidak rasional dan bijak. Muncul kesadaran bersama dari dokter dan apoteker untuk menjaga kesehatan masyarakat  lewat penggunaan antibiotik yang  aman, bijak serta rasional.

Mariyatul Qibtiyah, Ketua Komite Pengedali Resistensi Antimikroba mengungkapkan hal tersebut kepada penulis di sela-sela acara temu Blogger  Kesehatan, belum lama ini di Yogya yang diselenggarakan Kemenkes. Mariyatul menceritakan pengalamannya saat melakukan sosialisasi atau kampanye penggunaan antibiotik secara rasional kepada tenaga medis.

Dirinya pernah mendapat keluhan dari dokter  yang terkesan menyalahkan apoteker. Kebetulan dirinya merupakan seorang apoteker. Inti cerita apoteker diprotes karena menjual antibiotik kepada masyarakat tanpa resep dari dokter.

Protes seorang dokter  terkait dengan pengakuan pasien saat diperiksa dan ditanya, obat apa yang sudah diminum. Pasien menjawab dan bercerita jika obat antibiotik dibeli dari apotik tanpa resep dari dokter.

Dokpri
Dokpri
Kegalauan muncul dari dokter yang kerap mendapat tudingan memberikan obat antibiotik secara tidak bijak sementara masyarakat dengan mudah masyarakat membeli obat antibiotik di apotik tanpa resep dokter. Dan dokter kerap mejadi pihak yang disalahkan terkait pemberian antibiotik yang tidak bijak. 

Hal ini tidak lepas dari perasaan khawatir yang dialami dokter manakala pasien yang datang dengan gejala panas. Namun tiga hari kemudian pasien tidak datang lagi untuk melakukan pemeriksaan. Padahal panas yang dialami bukan penyakit tetapi gejala atau symptom suatu peyakit. Kekhawatiran akan semakin bertambah jika akhirnya dokter mengetahui keadaan pasien, datang dengan kodisi  menderita infeksi yang sudah berat atau parah.

Hal ini yang membuat dokter tidak tenang jika pasiennya tidak kembali untuk pemeriksaan ulang. Untuk menghilangkan khekawatiran itu tidak sedikit dokter yang langsung memberikan antibiotik.

Sosialisasi terkait semakin mengkhawatirkan penggunaan antibiotik tidak rasional yang dapat mengakibatkan masalah resistensi  terhadap obat antibiotik. Dokter kini menyarankan ke pasien melakukan pemeriksaan darah di laboratorium guna memastikan penyebab penyakit  pasiennya.

brosur sticker gunakan obat secara tepat dan cermat (Foto:Wardah)
brosur sticker gunakan obat secara tepat dan cermat (Foto:Wardah)
Era saling menyalahkan sudah selesai.  Mariyatul menginformasikan jika  di beberapa daerah sudah muncul kesepakatan atau deklarasi  bersama antara dokter dan apoteker. Contohya, belum lama ini di Lombok tercapai kesepakatan antara dokter dan apoteker lewat sebuah deklarasi yang initinya tidak menjual  atau memberi antibiotik tanpa resep dari dokter.

Andai hal ini dapat dilakukan di seluruh daerah maka akan muncul kesadaran masyarakat bahwa membeli antibiotik di apotik tanpa resep itu tidak diperbolehkan. Kenapa? Karena mengkonsumsi obat secara tidak bijak dan tanpa pengawasan dokter, membuat beberapa penyakit resisten terhadap antibiotik.  Penggunaan antibiotik tidak bijak akan membuat bakteri resisten terhadap antibiotik.

Ketua Komite Pengedali Resistensi Antimikroba yang giat mengkampanyekan penggunaan antibiotik secara bijak  menginformasikan sudah ada regulasi atau aturan dalam penggunaan  antibiotik. Diantaranya regulasi yang menyebutkan bahwa  antibiotik merupakan obat keras yang penggunaanya harus dengan resep dokter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun