Mohon tunggu...
Cerpen

Celotehan Hati, Ketika Cinta Datang

29 September 2018   10:00 Diperbarui: 29 September 2018   10:11 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jam telah menunjukkan pukul 12 malam, dimana semua orang sedang sibuk bergelut dengan mimpinya masing masing, tapi berbeda dengan halnya diriku yang sejak dari tadi termenung memandangi langit langit kamarku. Berbagai cara telah ku lakukan agar aku tertidur, dari mulai makan makanan manis, meminum teh hangat, mendengarkan lagu relaksasi, sampai membaca buku tak ada yang mempu membuatku tertidur. Apa ini semua karna ucapannya??

Hari sabtu ini di sekolah ku yang biasanya sepi karna libur sekarang menjadi ramai oleh seluruh warga sekolah, karna saat itu sedang diadakan acara dari sosro. Hari itu seluruh warga sekolah ikut meramaikan acara tersebut, banyak perlombaan yang diadakan oleh sosro dengan tema kemerdekaan, penampilan dari berbagai ekskul, penampilan band, dan hadirnya seorang DJ yang membuat suasa sekolah menjadi semakin ramai. 

Dari pagi hingga puncaknya acara yaitu kami semua color run dengan menggunakan holly powder, smoke boom, baju yang sudah penuh dengan coretan dari anak anak satu angkatan, yang menambah keseruan saat DJ mulai memainkan musik. 

Kami semua saat itu menari menikmati musik yang dimainkan oleh sang DJ. Acara hari ini benar benar menyenangkan, kami semua terpuaskan dan seolah olah semua beban tugas hilang begitu saja. Tak terasa matahari telah berada di atas kepala bersinar terik membakar ubun ubun yang menandakan acara akan segera selesai. 

Anak anak kelas sibuk berfoto dengan teman satu angkatan. Ketika aku sedang berkumpul dengan teman teman kelasku, tiba tiba ada seseorang yang menarik tanganku keluar dari gerombolan orang orang yang sedang bersenda gurau itu

. Aku sedikit kesal. Siapa sih dia main tarik aja. Gak sopan banget. Yah aku tau dia pasti Rian. Rian memang selalu begitu, bila ada sesuatu yang dia inginkan harus segera terlaksana secepat mungkin. Rian adalah sahabat ku semenjak aku menginjakkan kakiku di sekolah ini. orang nya asik, humoris, berpikiran terbuka, humble, pokonya seru aja. 

Tapi ya disisi lain dia juga suka nyebelin. Yaah salah satunya ini, tanpa basa basi langsung tarik tangan orang aja. Pasti ada sesuatu yang ga beres niih. Rian langsung menyuruhku naik ke motornya. Lalu tanpa basa basi motor Rian telah melaju dengan kencang keluar dari lingkungan Sekolah. Aku yang tadinya kesal kepada Rian menjadi diam membisu di atas motornya. aku takut ada sesuatu yang buruk hingga membuat dia membawa motor secepat ini. tak butuh waktu lama untuk sampai di tempat tujuan, kami pun tiba di sebuah tempat makan baso yang sederhana. 

Dia ngejalanin motor secepat itu hanya untuk semangkok baso?? Kumplit sudah rasa kesal ku pada Rian. Aku yang telah duduk di meja makan hanya bisa mengutuk ngutuk Rian dalam hati. Aku tak memperdulikan apa yang ia lakukan dan yang ia bicarakan. Rian yang tau ekspresiku berubah menjadi monstrer langsung membujuk diriku dengan berbagai gombalan maut. Hei cantik masa ngambek? ya elah jangan ngambek dong.

Nanti cantiknya ilang looh. Ucapnya dengan santainya. " nih nih udah dateng baksonya, cepetan di makan, nanti keburu dingin." Ucapnya lagi. Setelah diam beberapa saat, aku pun mulai berbicara " kenapa caranya harus pake tarik tarik tangan segala? Bisa kan ngomong dulu baik baik ga usah pake acara narik tangan kaya gitu" ucapku ketus. 

" iya iya maaf, gue salah, udah dong jangan cemberut terus tuh baksonya nanti nangis. Nih ada cabe lagi hmm kalau bersatu sama kuah bakso kayanya mantep,, apalagi kalau pake perasan jeruk nipis menambah kenikmatan duniawi hehe." Ucapnya sambil tersenyum. " ya abis gimana gue udah lapar banget, kalau gue pingsan gimana, ntar elo jadi khawatir kan, trus ga ada yang nganterin pulang lagi, mana tega gue ngebiarin sahabat gue pulang sendirian. Nanti kalau ada yang nyulik gimana? Nanti kasian dong yang nyuliknya." Ucapnya. "kenapa malah kasian sama penculiknya?." 

Jawabku. "lah elo kan makannya banyak, udah itu suka banyak maunya lagi, ya repot dong penculiknya ngurusin elo." Ucapnya. Aku hanya tersenyum tipis mendengar leluconnya. Yaah begitulah Rian selalu bisa membuatku tersenyum disaat aku sedang kesal kesalnya sama dia. Setelah beres makan kami pun memutuskan untuk pulang, tapi lagi lagi aku dibawa kabur oleh dia, cari angin dulu katanya. Padahal aku tau dia pasti mau nyuci motor. Kalau ada orang yang mau nyulik aku sepertinya hanya dialah yang mau melakukannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun