Mohon tunggu...
Kwee Minglie
Kwee Minglie Mohon Tunggu... lainnya -

Motto : Hiduplah bermanfaaat bagi orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Politik

Potret SBY Sudah Terang, Dukung Prabowo

1 Juli 2014   19:36 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:58 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Potret SBY Sudah Terang, Dukung Prabowo.

Begitulah kita bisa melihat jelas gambaran capres dan cawapres menjelang akhirnya kampanye. Sangat terang membuktikkan bahwa Koalisi Gerinda merupakan kumpulan partai berkuasa saat ini yang akan mempertahankan status quo, meneruskan kebijaksanaan SBY selama berkuasa. Dengan kata lain mereka akan mengamankan noda dosa yang dilakukan oleh koalisi partai gemuk mereka. Tidak luput Sby yang awalnya nampak sangat plin-plan, setelah menunggu ada angin segar meniup kepadanya, maka detik akhir ia melihat bahwa Prabowo – lah orang yang mampu melindunginya setelah turun dari tahta.

Sangat jelas pemilu yang tinggal beberap hari kedepan, menunjukan dua kekuatan yang bertarung, yaitu antara kekuatan status quo dan kekuatan reformasi perubahan. Kekuatan wong tuo dengan budaya korupsi melawan wong enom yang ingin ada perubahan total yang dimulai dari dasar pembentukan mental baru. Bedanya jika Order Baru dijatuhkan dengan gerakan massa / rakyat melawan penguasa. Saat ini melalui konstitusi / pemilu melawan penguasa pro status quo.

SBY, memiliki stategi yang jika boleh dikatakan cukup lihai, namun condong kelicik, karena dengan melihat gelagak partai Demokrat kehilangan pendukung sulit untuk bisa ikut kompetensi capress, maka status netral diangkatnya, setelah Gerinda memberikan presentasi, masih belum memantapkan dirinya untuk berpijak kemana. Selang berjalannya kampanye SBY terus mengamati, yang akhir melihat Prabowo nampaknya diatas angin, ia mulai memantapkan hati, walaupun sebelumnya ia mengecam Prabowo secara tidak langsung karena kritik tajam atas pemerintahannya.

Prabowo yang capresnya adalah besan sendiri, tentu berperan dalam memberi masukan ke SBY untuk pro Prabowo, minimal jaminan aman bagi SBY setelah turun. Karena jika pemerintah yang  baru yang pro reformasi perubahan, maka keamanan akan issiu – issiu korupsi akan terhindari, misalnya bank century minimal akan menjadikan SBY sport jantung juga bakal tidak terjadi.  Yang pasti partai gemuk dari kuolisi Gerinda masih memiliki ikatan batin, saling melindungkan itu sudah pasti.

Gerinda dengan koalisi besar yang banyak cacat dimasa lalu, melawan PDIP yang dbentuk dari partai baru yang minimal lebih bersih. Capres Prabowo yang banyak meninggalkan noda-noda besar yang belum terselesaikan, gaya koboi yang dipertunjukan melawan Jokowi yang sederhana dengan gaya blusukan bersahaja dengan rakyat kecil. à Jika perhitungan kertas gaya koboi ataupun istilah kekerasan yang melengket pada jati dirinya serta memiliki kekuatan koalisi partai besar, bisa jadi perhitungan SBY ada benar, Prabowo bakal menang. Karena biasanya wong cilik, mudah ditindas, apalagi tanpa perlawanan, misalnya diungkit kampanye hitam yang menjelekan Jokowi, melalui kaki tangan tidak secara langsung. Ditambah kemampuan dana yang mempermainkan money politik pasti tidak terhindarkan. Semua itu kelicikan yang dilakukan, namun sulit untuk dibuktikan. Inilah hebatnya seorang prajurit seperti Prabowo, strategi memecahan belahkan  kekuatan  dilakukan dengan apik. Terbukti panwaslu maupun polisi tidak bisa berbuat banyak. Pasukan Jokowi dibuatnya pusing tujuh keliling, habis energi untuk mempersatukan kembali.

Mampukah Jokowi ataupun kekuatan wong cilik dari menegah kebawah bangkit melawan Prabowo ? jawabannya masih memungkinkan, karena keberpihakan tidak diukur berapa besar / gemuknya partai pendukung, malainkan sejauhmana hati nurani tersentuh, sejauhmana rakyat menginginkan perubahan. Sejarah membuktikan bahwa janji-janji politik tidak menjamin itu bisa dilakukan, bukti kekuasaan SBY dengan somboyan besar “ Korupsi Tidak ! “, ternyata korupsi terbesar sepanjang sejarah ada dikekuasaan SBY.  Partai Demokrat jatuh dalam pileg, karena rakyat tidak percaya lagi, hingga SBY tidak bisa unjuk gigi.     Perpecahan dalam tubuh partai juga sudah nampak dalam tubuh koalisi gemuk. Oleh sebab itu  Koalisi Jokowi tidak perlu galau, tunjukan jati diri yang sesungguhnya, pasti rakyat akan tergugah hatinya. Bukti saat pilkada DKI, sudah menyatakan bahwa pemilihan capres secara langsung tidak ditentukan berapa gemuknya koalisi partai. Apalagi koalisi partai yang bermasalah pada masa lalu.

Yang terlebih penting bagi pendukung Jokowi- Jk, jangan takut diintimidasi, berlakulah licik seperti ular, namun tulus seperti merpati. Karena makin mendekatnya hari H dan masuknya masa tenang, tentu singa-singa itu dilepas sebanyak-banyaknya, termasuk srigala berbulu domba, oleh sebab itu bertahanlah dengan sedikit kesabaran, maka perubahan menuju Indonesia Baru pasti akan terjadi.

Bagi simpatisan Koalisi partai untuk kemenangan Jokowi-JK, yang sudah tergoda dan termakan oleh pihak lawan, sebaiknya berpikiran dan renungkanlah baik-baik, sesungguhnya apa yang dijanjikan masih berupa imajinasi kosong oleh lawan politik Jokowi - JK, pasti tidak beda dengan masa SBY. Supaya tidak menyesal waktu masih ada, kemudian inilah sebaiknya direnungkan kembali, minimal janji Jokowi-Jk setidaknya pasti akan ada perubahan yang membaik bagi bangsa dan negara. Saat anda mencoblos, kebebasan ada ditangan anda, tidak ada yang tau bahkan  siapapun tidak bisa mengintimidasi anda, lakukanlah terbaik untuk bangsa dan negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun