Mohon tunggu...
Istiqomah Ps
Istiqomah Ps Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

writer and owner @baguscantik babyshoes

Selanjutnya

Tutup

Nature

Harga Mati Presiden untuk Kelestarian Hutan

5 Maret 2014   06:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:13 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sobat kompasina sekalian seperti yang kita ketahui saat ini, banyak sekali bencana yang terjadi di negeri tercinta. Dan jika kita mencoba memahami bahwa segala yang terjadi merupakan sebab-akibat tindakan di masa sebelumnya. Bukankah dalam Al-Quran juga disebutkan bahwa ,"Telah nyata kerusakan di muka bumi ini adalah akibat dari ulah tangan0tangan anusia itu sendiri". Yah! Manusia! Karena Alloh menciptakan manusia sebagai khalifah fil ardh alias khalifah di muka bumi ini, bukan hewan, bukan tumbuhan dan lainnya.

Maka jika saat ini telah terjadi begitu banyak bencana alam karena rusaknya lingkungan, sudah semestinya detik ini juga kita mengemban tanggung jawab itu tak peduli siapapun kita. Karena tak mungkin tanggung jawab ini kemudian hanya dilimpahkan pada satu orang atau satu kelompok saja. Namun ini semua harus ditanggung bersama, tidak hanya dalam satu negara bahkan seluruh dunia juga harus ikut serta. Ini merupakan harga mati! Alasannya kita hidup dalam satu dunia yang mau tidak mau pasti akan saling mempengaruhi. Tidak mungkin kita menutup diri sedangkan kita hidup dalam bumi yang sama, menghirup oksigen yang sama dan memanfaatkan sinar matahari yang sama bukan? Begitu pentingnya masalah lingkungan ini sehingga semua manusia di muka bumi ini harus turut andil.

Berbicara tentang lingkungan maka isu yang paling santer saat ini dan sampai kapanpun adalah tentang pelestarian hutan. Terlebih kita adalah warga negara Indonesia yang notabene memiliki hutan yang sangat luas bahkan termasuk salah satu yang terbesar. Jika ada kebakaran hutan, longsor, banjir dan sebagainya akibat penggundulan hutan (deforestasi), perusakan hutan (degradasi) dan sebagainya maka kita lah yang pertama kali merasakan akibatnya. Kita sendiri lah yang akan menangis kehilangan segala sesuatu yang kita cintai, bahkan bisa jadi kita menangis karena disuatu waktu nanti anak cucu tak lagi merasakan betapa indahnya Indonesia yang kaya akan biodifersitas karena hutannya yang luar biasa.

Jika saya menjadi seorang Presiden, sudah seharusnya saya mengemban kewajiban untuk melindungi dan melestarikan hutan ini karena Indonesia tanpa hutan akan kehilangan identitas-nya. Maka banyak hal yang saya rencanakan, diantaranya:

Pertama, karena saya seorang presiden, memang "the key" ada ditangan saya. Namun pelaksanaan dilapangan tak mungkin saya awasi secara penuh kecuali saya harus menemukan orang-orang yang terpercaya dan akan bersifat amanah dalam mengemban tugasnya. Maka saya akan memilih menteri-menteri yang memiliki "track record" yang baik dalam kepeduliannya terhadap hutan (atau setidaknya lingkungan sekitarnya). Kalau perlu, para menteri saya adalah keturunan dari masyarakat adat yang kehidupannya tidak bisa lepas dari hutan/ alam agar dia paham betul bagaimana akibat dari sebuah keputusan sehingga akan lebih berhati-hati dan menentukan yang terbaik bagi lingkungan dalam mengambil keputusan apapun itu.

Saya akan memberikan perhatian khusus untuk beberapa kementrian yang memiliki andil langsung dalam menyukseskan program pelestarian hutan yaitu kementrian kehutanan, perdagangan dan pendidikan (dengan tetap mendorong kementrian lainnya untuk juga menyukseskan program letarinya hutan melalui segala hal yang memungkinkan untuk dilaksanakan).

Untuk kementrian kehutanan agar benar-benar memperhatikan regulasi perundang-undangan yang ada kini. Jangan sampai peraturan perundangan yang ada malah menghantarkan hutan kita pada kerusakan. Kalau perlu dengan membut peraturan baru yang lebih memihak pada masyarakat adat dan kelestarian hutan.

Kemudian untuk kementrian perdagangan adalah dengan membuat regulasi/ perundangan yang benar-benar menjaga kelestarian hutan (tentu bekerjasama dengan kementrian kehutanan)yaitu dengan membatasi penebangan hutan meskipun itu tebang pilih, membatasi/ mengurangi pembukaan lahan baru untuk misalnya perkebunan kelapa sawit, tidak mengijinkan berdirinya perusahaan yang tidak mendukung pelestraian hutan baik berhubungan dengan bahan/ produk/ limbah/ pengolahannya, mencabut izin berjalannya perusahaan yang secara langsung aupun tidak ternyata berakibat buruk terhdap kelestarian hutan, dan keputusan lainnya. Karena untuk kelestarian lingkungan yang kita butuhkan adalah hutan dengan difersifikasi tanaman dan hewan di dalamnya yang didapat secara alami seperti hutan purba. Hutan buatan yang dibuat manusia tidak akan semaksimal hutan asli yang terbentuk secara alami sehingga pengerusakan hutan harus sangat dihindari. Selain itu, kementrian perdagangan sebaiknya juga memberikan pelatihan bagi para wiraswasta agar lebih kreatif mengelola hasil hutan tanpa merusak hutan, misalnya dengan menjadikan sebagian hutan sebagai lokasi wisata atau memanfaatkan hasil hutan untuk produk yang nantinya akan kembali digunakan demi kelestarian hutan itu sendiri.

Untuk kementrian pendidikan adalah dengan menambahkan pengetahuan mengenai pentingnya melestarikan hutan dalam kurikulum wajib dimana siswa tidak hanya mendapatkan teori namun diajak melihat secara langsung "the real" yang terjadi pada hutan kita saat ini. Karena dengan memberikan pendidikan dan pemahaman sejak dini pada para pemuda setidaknya di masa mendatang kita akan mendapatkan leader/ pengambil keputusan yang menyayangi/ menjaga hutan dan benar-benar memahami kondisi hutan kita. Selain itu juga dengan mengedukasi masyarakat melalui pembatasan penyiaran suatu iklan, hiburan, sinetron kecuali yang benar-benar mampu mengajak warga masyarakat untuk melestarikan hutan secara nyata.

Kedua, adalah mendesak DPR untuk membuat undang-undang yang benar-benar pro pelestarian hutan. Karena bagaimanapun juga DPR merupakan pembuat keputusan sekaligus mengawasi jalannya keputusan tersebut.

Ketiga, selain pendekatan ke dalam yaitu melalui segala regulasi yang mungkin dilakukan di dalam negeri maka saya juga akan melakukan pendekatan ke luar dengan membuat kesepakatan dengan negara tetangga dan atau negara yag berhubungan baik secara langsung maupun tidak terhadap kelestaran hutan di Indonesia. Hal ini karena kita sebagai negara yang memiliki hutan memang berkewajiban untuk menjaga kelestarannya, jika terjadi sesuatu (maksud saya bencana, misalnya kebakaran hutan, pemanasan global) seringkali bukan kita saja yang merasakan akibatnya, tetapi juga negara lain. Jangan hanya kita yang disalahkan. Sehingga sudah selayaknya ada kesepakatan mengenai pelestarian hutan melalui pemeliharaan bersama, baik itu melalui dana maupun dukungan dalam bentuk apapun sebagai bentuk tanggung jawab bersama. Mereka (maksud saya negara lain) tidak bisa lantas cuci tangan dari pemeliharaan hutan di Indonesia sedangkan mereka juga turut merasakan manfaat dari adanya hutan yang terpelihara kelestariannya di negara kita (manfaat itu seperti segarnya udara/ oksigen yang memang dihasilkan oleh hutan melalui fotosintesis tumbuhan secara besar-besaran di hutan, juga kemampuan hutan untuk menjaga kestabilan iklim global).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun