*****
Sehari berlalu, Minjae kembali ke rumah sakit itu, saat ia hendak pergi ke ruang ICU beberapa dokter dan perawat berlarian mendahuluinya dan memasuki kamar yang akan ia tuju. Firasat buruk terngiang-ngiang di kepalanya, napasnya melambat, pandangannya kabur, badannya seperti terserang hawa dingin tapi dahinya tetap berkeringat. Langkahnya mulai terhenti dan ia pun terjatuh pingsan.
*****
Selembar daun gugur dari batangnya, mengalun mengikuti arah angin pergi dengan bebas, seperti kakak. Kak, kau bebas sekarang, terbanglah kemanapun kau ingin pergi, aku akan merelakanmu meski aku sangat menyesal tidak bisa mengatakan kata 'maaf' dan 'terima kasih' untuk terakhir kalinya. Kau seindah bunga teratai yang terus mekar di tempat yang tak bisa bunga lain mekar. Kau istimewa seperti teratai. Terima kasih Tuhan telah menghadiahkan kado terspesial untukku, kau yang selalu menyayangiku.
Terima kasih kakakku, semoga kau bahagia di alam yang berbeda.
Â
Dari adikmu, Na Minjae.