Mohon tunggu...
Sucinta
Sucinta Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN-T Jember 1 Ikom UNESA

Sucinta merupakan kelompok Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) S1 Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya periode 2022 di Desa Suco, Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Batik Desa Suco yang Berkembang Menjadi Icon Desa

12 Juni 2022   13:21 Diperbarui: 2 Juli 2022   12:11 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik Suco Tercinta Karya Arifin dan Tim

Desa Suco memiliki banyak potensi satunya yaitu Batik. Meski tidak banyak terlihat perkembangannya, namun mampu menjadi potensi yang unik. Batik atau bisa disebut sebagai seni mencoret pada kain ini menjadi salah satu hal yang diminati oleh ibu-ibu desa , tangan lembut yang menggoreskan gambar dengan indah sehingga mampu menghasilkan motif-motif cantik .

Pak Arifin si pengelola sanggar batik atau yang akrab disapa mas Bro ini sudah lama masuk dunia seni membatik sehingga harapan dan cita-citanya untuk menciptakan motif batik khas Desa Suco sangatlah dalam, meski sampai saat ini belum terwujud bahkan sanggar batiknya sempat berhenti karena wabah pandemic Covid-19 ditambah dengan adanya perbaikan seb[D1] ab bangunan pada sanggar sudah rapuh dan hampir runtuh. Namun, tidak menghentikan mimpi untuk tetap memperkenalkan lebih luas mengenai seni batik dan tetap melanjutkan apa yang sudah dicita-citakannya.

Terdapat dua jenis batik yang diproduksi yaitu, Batik Tulis dan Batik Cetak. Untuk harga sudah tentu Batik Tulislah yang lebih mahal dari Batik Cetak, karena usaha dan kemampuan yang dikeluarkan lebih besar untuk menulis batik dengan tangan sendiri dan lebih membutuhkan ketelitian yang lebih tajam. Sudah banyak sekali jenis Sanggar batik Desa Suco sudah banyak dikenal hingga luar kota, sehingga banyak mendapat pesanan seragam batik dalam jumlah besar, tapi meskipun begitu mas Bro pernah mengatakan bahwa dirinya masih belum berani untuk menerima banyak pesanan dalam kurun waktu yang singkat, karena merasa belum mampu dari sisi tenaga kerja dan alat membatik yang dimiliki, sehingga jumlah pesanan yang diterima selalu berdasarkan pertimbangan dan diskusi yang telah dilakukannya bersama teman-teman sanggar batik.

Penulis : Faalodia Orlin

Editor : Dillyan Noverio

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun