Bullying merupakan masalah yang tidak bisa dianggap sepele atau  sebelah mata. Sebagian orang menganggap bullying adalah masalah kenakalan  remaja biasa. Padahal dampak dari bullying luar biasa besar. Dampak serius  yang diakibatkan bullying akan mempengaruhi kehidupan pribadi korban  selain dampak jangka pendek juga berkelanjutan.
Dampak dari bullying di  antaranya depresi, mempunyai harga diri yang rendah, menarik diri dari  lingkungan, kesepian, tidak percaya diri, mengalami kecemasan, kesepian,  mengalami gejala sakit fisik seperti migrain dan bahkan ada keinginan untuk  bunuh diri. Selain itu kehidupan akademik juga terganggu dengan  menurunnya nilai di sekolah, serta bisa menurunkan skor pada tes kecerdasan  dan kemampuan analisis siswa. Karena begitu seriusnya dampak dampak  yang diakibatkan oleh bullying maka harus ada langkah kongkrit untuk  memutus mata rantai bullying, yakni dengan melakukan pencegahan.
Kasus kekerasan dan bullying terutama di lingkungan pendidikan menjadi sorotan publik. Pasalnya, kasus ini terus terjadi dan 'memakan' banyak korban. Karena itu, berbagai pihak harus 'turun tangan' termasuk perguruan tinggi untuk melakukan upaya pencegahan di sekolah-sekolah.
Berangkat dari itulah, mahasiswa KKN MBKM Universitas Negeri Malang (UM) membekali para Satgas Anti Bulying yang ada di SDI Sunan Ampel dengan "Program Pelatihan Anti-Bullying", Â pada awal bulan November 2022.Â
Ketua pelaksana pelatihan, yakni Luis Izza Wirakhsani mengatakan bahwa pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah maupun guru harus punya program khusus di sekolah untuk mencegah kasus bullying. Nah, program ini harus bertahap, tujuannya untuk meningkatkan kesadaran anak-anak agar bisa saling menerima satu sama lain, saling mendukung dan tidak saling membenci dan sebagainya.Â
Sebelumnya, Bapak Agung selaku BABINSA Desa Mendalanwangi juga menyampaikan beberapa patah kata di momen upacara, pada saat beliau bertindak sebagai pembina upacara. Amanat beliau didengarkan dengan seksama oleh murid SDI Sunan Ampel, jajaran guru, dan mahasiswa KKN MBKM Universitas Negeri Malang (UM).
Pelaksanaan pelatihan ini juga melibatkan beberapa guru di SDI Sunan Ampel dan BABINSA yang bertugas di Desa Mendalanwangi sebagai trainer yang tentunya memiliki pengalaman dan kepakaran di bidangnya masing-masing. Membekali peserta dengan materi seputar pengertian, jenis, faktor dan dampak bullying.
Solusi untuk kasus bullying menyatakan bahwa salah satu strategi yang bisa dilakukan lembaga untuk menanggulangi tingginya tingkat bullying di sekolah  adalah dengan menerapkan perubahan sistem sosial untuk menghindari  kemunculan kasus bullying baru. Menurut Bapak Agung yang juga merupakan narasumber pada kegiatan tersebut, mencegah tindakan bullying dengan merubah lingkungan akan lebih berguna dari sekadar merubah individu. Dengan mengubah pola interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan sesamanya, akan memberikan pola kesadaran baru terkait berbahayanya tindakan bullying. Cara yang lain adalah dengan meningkatkan kecakapan guru dan siswa, agar bisa fokus pada hal-hal yang lebih positif, dan lain sebagainya.
Disampaikan ada beberapa upaya yang bisa  diterapkan atau dilakukan oleh guru maupun orang tua jika mendapati  siswa atau anak-anaknya mengalami bullying. Seperti dengan melakukan  pendekatan terhadap anak dan mencari tahu sebab-sebab yang membuat  perilaku anak berubah. Jika memang disebabkan bullying, maka orangtua dan  guru wajib menenangkan dan meyakinkan anak bahwa banyak orang yang  akan melindunginya.