Pembelajaran daring ini sangat membantu dunia pendidikan kita di saat pandemi ini. Banyak aplikasi yang bias dimanfaatkan dalam pembelajaran daring seperti Whatsapp Group, Google Classroom, Edmodo, Quizzi, Zoom Cloud, Jitsi, dll.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengatur kegiatan pembelaran selama masa pandemi ini.
Hal tersebut dikeluarkan melalui Surat edaran Nomor 4 Tahun 2020, yaitu tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19), tertanggal 24 Maret 2020.
Tepatnya ada 6 (enam) kebijakan yang dipaparkan dengan jelas. Namun, yang paling mendasar ialah merubah cara belajar mengajar siswa dan guru adalah kebijakan belajar dari rumah.
Akan tetapi Indonesia yang mengambil kebijakan belajar dari rumah agar tetap terlaksananya pendidikan mempunyai tantangan nyata, dalam hal ini negara kita dalam sektor pendidikan harus segera dicarikan solusinya adalah:
(1) tidak meratanya teknologi di sekolah atau kampus tiap-tiap wilayah, (2) guru atau dosen yang kurang paham akan teknologi atau gaptek, (3) keterbatasan akses teknologi seperti jaringan, alat, bahkan kouta yang tidak terpenuhi, (4) hubungan guru atau dosen dengan orang tua siswa atau mahasiswa dalam metode daring, karena selain guru atau dosen yang gaptek orang tua sekalipun banyak belum memahami akan teknologi.
Walaupun dengan pembelajaan daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru atau dosen harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi apa yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.
Banyak guru atau dosen yang terlalu memaksakan sebuah aplikasi yang kekinian dan keren, namun sangat tidak sesuai dengan tujuan awal dari sebuah pembelajaran daring, yaitu untuk mempermudah siswa atau mahasiswa mendapat pembelajaran atau pendidikan dalam situasi pandemi covid-19 ini.
Bukannya malah membantu meringankan beban psikis, namun malah membuat siswa atau mahasiswa menjadi stress ditambah lagi dengan banyaknya penugasan yang tidak terukur oleh guru atau dosennya.
Pandemi Covid-19 memang menjadi efek kejut bagi kita semua. Dunia seolah melambat dan bahkan terhenti sejenak. Negara-negara besar dan modern terpukul dengan sebaran Virus Corona yang cepat, mengakibatkan ribuan korban meninggal yang tersebar di berbagai negara. Indonesia mendapatkan banyak tantangan dari Covid-19 ini, yang membuat kita semua harus bersama-sama saling menjaga.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, sistem pendidikan kita harus siap melakukan lompatan untuk melakukan transformasi pembelajaran daring bagi semua siswa atau mahasiswa dan oleh semua guru atau dosen. Kita memasuki era baru untuk membangun kreatifitas, mengasah skill siswa dan mahasiswa, dan peningkatan kualitas diri dengan perubahan sistem, cara pandang dan pola interaksi kita dengan teknologi.