Mohon tunggu...
Aleksius Erom
Aleksius Erom Mohon Tunggu... Penulis - siapakah manusia itu?

berpikir dan bertindak

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenali Diri Melalui Eksistensialisme

12 November 2020   01:11 Diperbarui: 12 November 2020   01:27 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar/foto (sumber doc; pribadi)

Barangkali kita sebagai manusia pernah berhenti sejenak mencoba memikirkan kembali mengapa aku harus ada dan apa tujuan dari keberadaan itu, untuk mengkaji lebih jauh apa dan makna hidup kita di dunia ini, pertama-tama kita perlu menyaamakan persepsikan dahulu bahwa manusia sejatinya mahkluk yang berbeda dari mahkluk lainya, perbedaan itu pulalah bukan berarti membuang kehadiran manusia dan mahkluk lainya untuk saling berinteraksi melalui beragam cara sehingga kelangsungan hidup terus-menerus berjalan.

Hal yang sering kali muncul dan menjadi lokus kita sebagai manusia selalu berusaha dan mencari hakikat primer tentang bagaiamana upaya memproduksi esensi kebermaknaan manusia, selama kita hidup selama itu pulalah kita dengan mudah membentuk nilai dan esensi kita di dunia, namun kita perlu ingat bahwa hakikat manusia tidak seperti benda-benda fisik yang kemudian memberi makna dan tujuan keberadaanya,

Seorang tokoh eksistensialis Jean P. Sartre membuat penegasan tentang esensi dan eksistensi Sartre berupaya membalikan paradigm awal mengenai cara pandang mereka (Baca; tokoh pemikir sebelum Sartre) bahwa manusia lahir ke dunia dengan membawa serta tujuan hidupnya, artinya menjelaskan esensi keberadaan manusia tidak lebih dari sekedar benda, sebagai contoh misalnya teknologi komunikasi atau Handphone, jauh sebelum adanya handphone orang bertukar kabar jarak jauh menggunakan surat-menyurat dan itupun memakan waktu yang cukup lama untuk tiba pada tujuan, namun seiring perkembangan zaman pola itu berubah manusia mulai mengembangkan keahliaanya di bidang tekonologi komunikasi informasi (Baca; Handphone) dalam contoh kasus itu manusia sudah memiliki ide atau gagasan bagaimana esensi atau makna dalam memberi tujuan dan manfaat dari keberadaan Handphone itu sendiri. 

Dalam hal ini Sartre menolak pandangan semacam itu, baginya manusia tidak bisa dijelaskan seperti benda-benda (seperti Handphone tadi) yang mana esensi mendahului eksistensi, Sartre mengatakan bahwa sejatinya manusia harusnya ada terlebih dahulu lalu kemudian membuat esensi/makna/kodratnya, manusia adalah tidak lain dan bukan apa yang telah dibentuknya sendiri dan memiliki derajat tertinggi yang berbeda dari mahkluk lainya oleh karenanya manusia bebas mewujudkan esensi dirinya melalui eksistensi atau cara ia mengada. 

Lebih jauh manusia mendapatkan esensi dirinya ketika berhadapan lingkungan ia berada, baik dalam keluarga, sosial masyarakat dengan kehadiraan itu, manusia akan eksis atau dengan kata lain cara ia mengada akan seperti itulah esensinya. Sederhananya ketika individu tertentu gemar berbohong maka esensi yang terbangun pada dirinya juga menjadi pembohong.

Disisi lain sosok seorang Zizek yang mana dalam pandanganya manusia selalu menciptakan realitas sekaligus meninggalkan jejak bekas didalam melakoni hidup, Ia menempatkan itu sebagai momen-momen dalam kehidupan yang sulit dihindarkan, momen itu sungguh nyata sekaligus mempengaruhi proses perkembangan manusia itu sendiri, satu dari tiga momenya adalah apa yang disebut imajiner. Dimana momen ini ia sebut sebagai cermin artinya seseorang melihat dirinya lewat kaca mata orang lain, dalam proses ini (eksistensi) terbentuklah identitas dirinya sembari mewujudkan esensi dalam kehidupan yang dinamis. “aku menjadi aku, karena kamu” (Zizek, 1989)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun