Mohon tunggu...
Aleksius Erom
Aleksius Erom Mohon Tunggu... Penulis - siapakah manusia itu?

berpikir dan bertindak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keruwetan metode belajar mengajar dimasa pandemi

5 Oktober 2020   14:31 Diperbarui: 11 Agustus 2021   10:59 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bimbel bersama anak-anak desa ampelgading (Sumber doc; Pribadi)

Tidak  ada yang tau pasti Tahun 2020 ini bakal jadi seperti ini, menjadi tantangan besar bagi setiap orang, masyarakat dan negara bahkan, bagaimana tidak, keadaan yang melanda seluruh sendi kehidupan akibat luasnya penyebaran corona virus membikin kepanikan, ketakutan akan bahayanya. tidak bisa dipungkiri awal ini terjadi dan kapan berakhirnya pula, mengingat sudah sekian bulan hidup kita selalu dihantui oleh pandemi.


pandemi ini tidak segan-segan menghambat seluruh bidang hidup manusia, na'as produktivitas menurun serta semngat mendayagunkan potensi diri terurung dibalik keterjepitan keadaan yang membungkam manusia sebagai mahkluk sosial sehingga keberadaan kita ditengah sosial separuh direduksi.
pada kali ini saya ingin menyinggung soal pendidikan yang hari-hari ini menemui begitu relatif banyak masalah pelik dalam lingkup pendidikan, hal ini tentu sangat di rasakan betul oleh mereka yang bergelut dalam pendidikan (baca; pendidik atau guru) pasalnya, masalah yang paling krusial disini adalah proses belajar mengajar berbasis online ( aplikasi pembelajaran) memang pada moment-moment sekarang ini kita dituntut untuk bisa menguasai perangkat IT, menjalankan dan mengoprasikan sebagaimana fungsinya. pada tataran ini mungkin sebagian besar orang (baca; pengguna) tahu cara menggunakanya, namun justru dilain sisi ditempat-tempat tertentu (daerah) belum sepenuhnya mengetahuinya. sebuah kontras dalam lingkup pendidikan yang tidak boleh dianggap enteng (masalah laten mulai jaringan, kuota bahkan media pendukung)
persoalan lain yg harus kita gali adalah terkait proses belajar menggunakan media virtual, bukan soal menarik maka ini saya angkat dan uraiakan, melainkan menlisik letak kelemahan terkait metode belajar dan pemberian materi yang ditransferkan kepada peserta didik (baca, siswa/i dan mahasiswa/i). 

Apa yang dialami oleh pendidik dan peserta didik tentu tidak berbeda jauh, pengalaman yang saya dapati lewat diskusi bersama teman mereka banyak memperbincangkan sejauh mana efek positif dari metode pembelajaran daring, kemudian apakah dengan belajar daring peserta didik mampu mengembangkan daya nalar mereka untuk berpikir, lebih lanjut cara mengukur ketercapaian hasil belajar ( materi yang diberikan) diujung proses belajar mengajar. sungguh sangat ruwet memang berhadapan problematika semacam ini, saya juga mau bilang disini bahwa sistem pembelajaran selama pandemi terlalu kaku dan baku (kurikulum), kita belajar mengikuti protokol kesehatan ( belajar dari rumah) akan tetapi materi yang di sodorkan kepada peserta didik melenceng jauh dari keadaan lingkungan sekitar  (fakta sosial) apakah harus kita abaikan kondisi semacam ini? sangat naif justru jika hal ini terus berlanjut. kita bukan sekedar minim cara berpikir namun berada pada sikap apatis dan fatalisik memandang sesuatu yang boleh jadi itu menggangu pikiran kita, pandangan bahwa model pembelajaran kontekstual yang barang tentu bisa sangat relevan hari-hari ini guna menyingkapkan bagaimana dan harus berbuat apa dalam keadaan semacam ini, metode seperti ini membantu kita menumpahkan seluruh pandangan, gagasan yang selama ini terus didiamkan dalam ruang berpikir untuk mengartikulasikanya bersama orang lain( siswa dan guru, sebaliknya) mungkin cara ini perlu dilakukan atau hari-hari ini haruslah di praktekan supaya tidak melulu belajar materi baku yang kadang kala sarat dengan tindakan plagiat dari sumber kurang kredibel dalam menjawab pertanyaan yang umumnya tersedia diportal blog informasi. kendati ini efektif dengan ketersediaan  media informasi berlimpah ruah semua sangat mudah kita dapat. tapi perlu diingat itu tidak selalu membuat cara berpikir berkembang, ketergantungan serta bersandar pada sesuatu yang belum terlalu dipahami membawah diri pada keabsurdaan apa lagi mengandalkan cara menghafal.
sekolah sekarang mereduksi dirinya sendiri, tanpa disadari pengaruh dari berbagai macam kemajuaan dibidang iptek mendorong kita cenderung pergi pada jalan pintas dan instan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun