Mohon tunggu...
Aleksius Erom
Aleksius Erom Mohon Tunggu... Penulis - siapakah manusia itu?

berpikir dan bertindak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bertamsyah ke Masa Silam: Aku, Kau, dan Suasana Kaper

2 Oktober 2020   00:42 Diperbarui: 2 Oktober 2020   00:45 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tempo itu; Golo kaper (Golkap) | Dokpri

Tidak mengurangi rasa hormat saya, izinkan saya mencoret dinding kronologi ini untuk menceritakan sepenggal kisah dimana aku lahir dan dibesarkan. 

Tentu setiap orang pasti punya kisah pengalaman sepanjang ia menikmati hidupnya, berangkat  kehidupan nyata bahwa kita harus sadari begitu banyak perihal yang sudah kita lewati dalam mencari dan menemukan suatu hal yg baru,  semua tdk berarti tanpa alasan, kita ada dan membuat kisah dirangkum dalam satu judul yg bernama kenangan. 

Bukan cerita fiksi atau karangan dibuat-buat. Ini tentang aku dan kaper tempat aku menarik nafas pertama kali dialam semesta. Lahir dari keluarga yg sederhana aku merasa bersyukur penuh dgn karunia dan anugrah yang Tuhan berikan. 

Bicara tentang kaper saya tidak cukup banyak mengetahui(sejarah) sekian dari banyak hal telah aku lukis dan gambarkan tentang kaper yang indah, kampung yg membentang dari selatan ke utara, berada tepat dibwah kaki bukit nan kokoh tinggi. Jalan mulus dan berjejer rumah menghadap jalan. 

Sekiranya orang2 tentu tau kalo kaper adalah kawasan dmna sebagai pintu keluar masuk Labuan bajo ibu kota dari kab. Mabar. Sangat strategis bukan? Patut dan layak dibanggkan akan keberadaanya buat aku semakin cinta dan betah mendiaminya. 

KAPAR DIhuni ribuan jiwa, masyrakatnya bersaejer apalagi ikatan relasi persaudaraan begitu kental(asekae), orang2nya ramah dan peramah yah  begitulah cirikhas orang Kaper.

Lanjut.... Sya adalah salah satu dr sekian anak muda yg lahir dan tumbuh besar diKaper, sejenak utk kembali sebentar menilik masa lalu bertamasyah mengingat dan mengimajinasi lagi jutaan kisah yg telah terukir. 

Tak mungkin cerita itu hilang bagai tulisan diatas pasir putih lalu disapu bersih ombak laut. Teringat kuat dalam benak juga di alam pikiran. Semua masih tersusun rapi terarsip di album kenangan. 

Masih membekas dan melekat dalam ingatan ketika dimana kita bermain bersama teman sebaya, banyak hal kita lakukan walau sepenuhnya belum mngerti apa maksud dari itu.  

Ada pepatah mengatakan "proses takan menghianti hasil" tetapi ambisilah yg mendorong itu, gagal atau berhasil kita anggap mngkin sudah begitu jalanya..tanpa kita evaluasi dan refleksi.  Yahh Terkesan absurd, lucu sekaligus penuh daya juang.. wkwkwk. tdk berhenti sampai sini sesekali kilas balik cerita tentang masa itu disegarkan kembali dalam ingatan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun