Mohon tunggu...
KKN DR 116 UINSU
KKN DR 116 UINSU Mohon Tunggu... Lainnya - KKN-DR 116 UINSU 2020
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa KKN-DR Kelompok 116 UINSU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mencegah Covid-19 dengan Cara Islami

13 Agustus 2020   15:54 Diperbarui: 13 Agustus 2020   21:49 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ada sebuah hadis mengenai binatang kelelawar. Dari Abdullah bin 'Amru, ia berkata, "Janganlah kalian membunuh katak, karna suaranya adalah Tasbih. Janganlah kalian membunuh kelelawar, karna ketika Baithul Maqdis roboh ia berkata; "Wahai Rabb, berikanlah kekuasaan kepadaku atas lautan hingga aku dapat menenggelamkan mereka."(HR.  AL BAihaqi dalam Al- Kubraa 9:318 dan Ash --Shugraa 8 :293 no. 3097. Dan Al --Ma;rifah hal.456 Al Baihaqi berkata bahwa sanad hadist ini shahih).

Dari hadits ini, dapat kita ketahui bahwa jika hewan hewan yang sudah disebutkan diatas dilarang untuk dibunuh apalagi untuk dimakan, tetapi masih saja ada orang menjadikannya sebagai makanan yang diperjual belikan untuk dikonsumsi. mengkonsumsi hewan liar ini dapat membawa penyakit bagi tubuh kita, seperti katak yang mengandung cacing nematode yang ada pada sistem pencernaannya. 

Ketika cacing ini sudah masuk ke dalam sistem pencernaan manusia, maka akan menggangu metabolism tubuh, dan tubuh akan merasa selalu kelaparan diakibatkan oleh cacing yang sudah memakan makananan yang kita konsumsi.

Allah juga berfirman di dalam Alquran ,"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula ) yang disembelih untuk berhala. 

Dan diharamkan untuk memilih dengan azlam (panah), karna itu adalah  tindakan jahat. Hari ini, orang --orang kafir sangat ingin (mengalahkan) agama mu, jadi jangan takut pada mereka, tetapi takutlah pada --Ku. Hari ini aku telah menyempurnakan agamamu untukmu, dan aku punya cukup banyak nikmat untukmu. Tetapi orang yang dipaksa kelaparan buan karna dosa, tetapi Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."(QS. Al Maidah 5:3).

3.Lockdown / social distancing

Karantina / mengisolasikan daerah yang terkena wabah adalah sebuah tindakan yang tepat untuk menghentikan laju penyebaran virus. Dengan melakukan lockdown maka akan ada waktu untuk bisa melakukan penyembuhan secara bertahap. Melakukan Social distancing dan isolasi mandiri dengan berdiam diri dirumah dan mengurangi berbagai kegiatan untuk sementara waktu dapat memutus rantai penularannya.

Jauh sebelum kasus ini muncul, telah terdapat sebuah wabah yang dikenal dengan istilah Tho'un. Melihat definisi para Ulama, wabah Corona ini tidak bisa dikategorikan tho'un, karena tho'un lebih khusus dan spesifik dibandingkan dengan wabah. Jika dirunut dari sejarah terjadinya, penyakit-penyakit wabah semacam corona ini atau pun tho'un, sudah ditemukan sejak masa Nabi Muhammad SAW. dan bahkan jauh sebelum Nabi diutus, yaitu pada zaman Bani  Isra'il. Di dalam sebuah hadist yang disampaikan Abdurrahman bin Auf mengenai sabda Nabi SAW :"Apabila kalian mendengar wabah tha'un melanda suata negri, maka janganlah kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negri sedang kalian di dalamnya, maka janganlah kalian lari keluar dari negri itu." (Muttafaqun 'alaihi, HR. Bukhari & Muslim). Wabah tersebut berhenti ketika sahabat Amr bin Ash ra memimpin Syam.. Amr bin Ash berkata: " Wahai sekalian manusia, penyakit ini menyebar layaknya kobaran api. Maka hendaklah berlindung dari penyakit ini ke bukit --bukit !". Saat itu seluruh warga mengikuti anjurannya. Amr bin Ash dan para pengungsi terus bertahan di dataran --dataran tinggi hingga sebaran wabah Amawas mereda dan hilang sama sekali.

Dengan demikian, jika kita mengikuti anjuran yang ada dalam ajaran agama Islam, kita bisa mencegah berbagai macam penyakit dari tubuh kita, dan bisa menghindari virus Covid -19 ini dan dapat pula memutus rantai penularannya. Kita harus mengikuti protokol kesehatan yang sudah di tetapkan untuk mempercepat pemutusan rantai virus dan tidak lupa juga kita harus percaya akan kehendak Allah SWT dan selalu mengikuti perintah --Nya, menjauhi segala apa yang telah di larang Nya untuk mendapatkan Ridho Allah SWT.

Penulis: Nur Fadilah Hasibuan, Mahasiswi UINSU Kelompok 116 KKN-DR UINSU 2020

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun