Ketika semangat dan ketulusan bertemu, lahirlah sebuah kisah inspiratif. Begitulah perjalanan Moh. Nuryatim Fathurrozi---atau yang akrab disapa Fathur---guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berhasil mengukir prestasi sebagai Juara 2 dalam Lomba Berdakwah Gema Ramadhan 2025 tingkat Kabupaten Blitar. Yuk, kita simak perjalanan inspiratif beliau!
Awal Perjalanan: Tugas Adalah Kehormatan
Fathur, kelahiran 26 Juni 1986, adalah alumni STIT Al Muslihuun Tlogo yang lulus tahun 2013. Setelah lulus, ia mengabdikan diri di SDI Ma'arif Garum hingga 2023, dan kini melanjutkan perjuangannya di SDN Panggungrejo 01 sebagai ASN PPPK.
Baginya, tugas adalah amanah yang harus dijalankan. Ketika teman-teman KKG Kecamatan menunjuknya sebagai delegasi lomba dakwah, tanpa banyak pikir panjang, ia langsung menerima. "Apa yang sudah ditugaskan ke saya harus siap, walaupun mungkin belum pernah saya lakukan," ujarnya dengan penuh semangat.
Persiapan: Dari Hafalan hingga Improvisasi
Begitu tema lomba diberikan, Fathur segera berburu referensi dan belajar dari para ahli. Ia memilih metode hafalan untuk menjaga alur ceramah tetap rapi, namun tetap menyelipkan improvisasi agar lebih hidup.
Saat grand final, ia memberikan usaha ekstra, memperhalus gestur, memperkaya isi materi, dan melatih kekuatan suara. Meski sudah terbiasa bicara di depan publik, tetap saja rasa grogi menjadi tantangan besar. "Kalau sudah 1-2 menit berjalan, baru agak tenang," ceritanya sambil tersenyum.
Momen Tak Terlupakan: Dag Dig Dug di Hari H
Saat pengumuman pemenang, Fathur sama sekali tidak menyangka. Rasa pesimis sempat menggelayut karena lomba ini diikuti delegasi dari 22 kecamatan se-Kabupaten Blitar. Namun takdir berkata lain. Ketika namanya diumumkan sebagai Juara 2 Kategori Dai, ia hanya bisa terdiam dalam rasa syukur dan bahagia yang membuncah.
Atmosfer acara penuh semangat, dengan dukungan dari istri, ibu, teman-teman GPAI, para pengawas, rekan guru, bahkan murid-muridnya. Semua doa itu menguatkan langkahnya.
Pelajaran Berharga: Dakwah untuk Diri Sendiri
Mengikuti lomba ini bukan sekadar menyampaikan pesan kepada orang lain, tapi juga menjadi cermin untuk memperbaiki diri.
Bagi Fathur, berdakwah adalah proses belajar tiada henti---memperhalus akhlak, memperkuat iman, dan memperbaiki kesalahan diri.
Hadis Rasulullah yang selalu menjadi pegangan hatinya berbunyi:
"Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia tergolong orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, ia tergolong orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, ia tergolong orang yang celaka."Â (HR. Al-Hakim)
Motivasi ini yang terus menggerakkannya untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya---berusaha menjadikan dakwah bukan hanya tugas, tetapi juga jalan untuk memperbaiki diri, menguatkan tekad, dan menebarkan kebaikan kepada sesama.