Mohon tunggu...
Alfonso Hannafi
Alfonso Hannafi Mohon Tunggu... -

saya sangat berminat dengan tulisan inspiratif dan menjalin hubungan dengan pribadi-pribadi inspiratif dan dinamis!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan

20 April 2012   07:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:23 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kebanyakan orang Indonesia anggap kata ini teragung, termulia, selalu disebut dalam doa dan kitab suci beberapa agama,tertulis di Pancasila - sumber semua sumber hukum di Indonesia, selalu diucap dalam sambutan seremonial, dan dinyanyikan penyanyi-penyanyi di lagu-lagu popnya.

Di kehidupan sehari-hari, TUHAN sering disebut orang jika mereka ada problem, sedang sial, diteriakkan jika takut, kaget, mengeluh, dan menyesal. Mengapa? Ini hasil implan beberapa label agama yang menyatakan TUHAN sebagai pencipta dan pelindung kehidupan.

Selanjutnya, beberapa oknum lembaga agama menggunakan TUHAN demi kepentingan duniawinya, antara lain: sumber finansial untuk nafkah dan gaya hidup mewahnya, status sosial tinggi, kekuasaan politik dan ekonomi, serta demi ideologi mendirikan negara baru sesuai dengan label agamanya.

Akibatnya konflik meledak, orang-orang bermusuhan hanya karena beda prinsip dan label agama, grup yang labelnya kuat, banyak pengikutnya menindas danmeniadakan grup-grup lain yang labelnya lemah atau tak berlabel dan sedikit pendukung dengan segala cara kekerasan, intimidasi, politisasi, indoktrinasi, propaganda, publikasi, dan manipulasi kebenaran untuk mencegah kiamat yang berarti tamatnya kepentingan duniawi oknum-oknum tadi.

Berbahayakah TUHAN itu sebenarnya? Tidak, itu kembali kepada tiap pribadi yang memahaminya bukan hanya menurut konsep label agama tertentu, melainkan melampaui batas-batas label-label agama yang bervariasi, menuju pemahaman diri sendiri yang unik, sederhana, harmonis, dan transcendent .Unik karena tiap pribadi punya cara sendiri untuk memahaminya, sederhana berarti mudah dan praktis memahaminya, harmonis berarti damai dan tenang dengan pikiran-pikirannya sendiri, keluarga, teman-teman, orang lain, makhluk hidup lain, dan lingkungan alamnya. Transcedent, melampaui kata-kata untuk menjelaskannya, karena pemahaman wajib dirasakan sendiri, seperti merasakan citarasa makanan lezat, tidak akan lezat jika tidak mencobanya langsung dengan lidah sendiri, ya nggak?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun