Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Mi Instan Naik, Bukti Kegagalan Diplomasi Jokowi?

16 Agustus 2022   13:49 Diperbarui: 17 Agustus 2022   19:00 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Volodymyr Zelensky dan Presiden Joko Widodo berjabat tangan dalam konferensi pers di Kyiv, Ukraina, 29/6/2022. | AFP via Kompas.com

Sanksi negara barat ke Rusia turut andil dalam memperparah kondisi tersebut. Vladimir Putin melakukan balas dendam dengan mengurangi, bahkan menyetop ekspor produk yang dibutuhkan banyak negara. Hal itu akhirnya memicu negara-negara pemasok gandum lain melakukan kebijakan proteksi untuk menjaga stok gandum di negaranya masing-masing.

Walaupun diragukan oleh banyak pihak, Diplomasi Mi Instan yang diluncurkan Jokowi berhasil membangun kesadaran kolektif para pemimpin dunia terkait isu krisis pangan global. Termasuk kedua pemimpin negara yang terlibat konflik, Putin dan Zelenskyy.

Kendati belum ada sinyal akan berdamai, manuver Jokowi yang membingkai upaya gencatan senjata dengan persoalan krisis pangan, telah menjadi dasar diadakannya pertemuan langsung wakil dari Ukraina serta Rusia di Instanbul, yang difasilitasi PBB dan Turki.

Kedua pihak yang bertikai akhirnya bisa mencapai kesepakatan untuk membuka ekspor gandum Ukraina yang tertahan di area Laut Hitam. Ukraina dan Rusia telah menandatangani perjanjian pada Jumat, (22/7/2022), yang akan membuka keran impor jutaan ton biji gandum ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia.

Terbukanya keran impor gandum dari Ukraina tentunya tidak semerta-merta dapat dirasakan langsung masyarakat global. Diperlukan proses yang sangat panjang agar pasokan gandum kembali stabil. Untuk itu, ada alternatif pilihan yang bisa dilakukan pemerintah dalam menyikapi kelangkaan stok gandum.

1. Pengalihan Impor

Indonesia masih memiliki pilihan impor gandum alternatif dari beberapa negara untuk memenuhi kebutuhan nasional. Namun, dalam prosesnya, dibutuhkan upaya diplomasi yang tepat dan cermat agar negara produsen gandum bersedia membuka keran impornya ke Indonesia.

Selain Ukraina dan Rusia, ada 7 negara penghasil serealia yang menghentikan ekspor gandumnya seperti Kazakhstan, India, Kirgizstan, Afghanistan, Aljazair, Kosovo, serta Serbia. Pemerintah dapat menjalin kesepakatan dengan sejumlah negara tersebut.

Negara penghasil gandum terbesar di dunia lain seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Prancis, dan Kanada juga bisa menjadi alternatif untuk memulihkan pasokan gandum di dalam negeri.

2. Subtitusi Sorgum

Biji sorgum termasuk ke dalam kategori bahan pangan untuk pembuatan sereal, roti, dan pasta. Oleh karena itu, sorgum dinilai bisa menggantikan gandum yang mulai sulit didapatkan di pasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun