Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Korupsi Tetaplah Korupsi Meski Hanya 100 Rupiah

10 Desember 2021   14:10 Diperbarui: 15 Desember 2021   21:50 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi korupsi (KOMPAS.com/NURWAHIDAH)

Keputusan tragis yang sama juga dipilih oleh bekas Presiden Korea Selatan, Roh Moo Hyun. Ia memilih buat mengakhiri hidupnya dengan cara yang lebih tragis.

Ia terjun bebas dari bukit karang setinggi 20-30 meter di perbukitan dekat tempat tinggalnya di daerah Busan. Sebelumnya, ia bahkan sempat dikucilkan keluarganya sendiri usai terbukti melakukan rasuah.

Upaya nekatnya itu ditengarai berkaitan dengan dugaan skandal suap USD 6 juta, setara dengan Rp 60 miliar, dari seorang pengusaha sepatu saat dirinya menjabat Presiden Korea Selatan pada 2003-2008 (Jawa Pos, 24/5, 2009).

Karena merasa sangat berdosa, sebelum terjun, bekas presiden negeri K-Pop itu sempat menulis surat permohonan maaf yang dia tujukan kepada seluruh rakyat yang pernah dipimpinnya.

"Banyak orang menderita karena saya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana mereka akan menjalani hari-hari ke depan. Jangan merasa sedih. Jangan menyalahkan siapa pun. Ini sudah takdir," tulisanya dalam surat wasiat.

Saya tak hendak menyarankan siapa pun untuk melakukan eutanasia pada dirinya sendiri. Hanya saja, dari semua kisah itu kita patut menumbuhkan rasa malu agar keinginan untuk korupsi bisa ditekan.

Budaya malu berbuat korupsi juga dapat dimulai dari keteladanan para pemimpin. Andai para pejabat di Indonesia bersedia mencotohkan sikap antikorupsi, niscaya seluruh warga masyarakat yang mereka pimpin juga tak akan segan-segan untuk meneladaninya. Dalam momentum Hari Antikorupsi 2021 kali ini, menjadi waktu yang tepat untuk memulainya.

Kepedulian kepada sesama dan rasa malu mengambil apa yang bukan haknya ialah sikap yang patut dibudayakan di lingkup keluarga. Pasalnya, lingkungan keluarga menjadi sekolah pertama untuk menebar benih moral dan nilai kejujuran bagi para generasi penerus bangsa.

Menumbuhkan sikap antikorupsi adalah tanggung jawab kita bersama. Meskipun hanya satu keping koin, korupsi tetaplah korupsi, karena kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun