Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bekerja Keraslah hingga Cicilan Bos Anda Lunas

21 November 2021   15:19 Diperbarui: 21 November 2021   15:20 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sistem yang kapitalistik, Anda akan dianggap tak betul-betul bekerja keras bila seluruh keinginan serta kebutuhan bos Anda belum terpenuhi. Bahkan, Anda harus bekerja amat keras sampai tipes, untuk memenuhi standar hidup yang agak layak.

Sejak kecil kita kerap kali dilatih untuk mayakini bahwa jika ingin menggapai kesuksesan, kita harus bekerja dengan keras. Amat keras. Syukur-syukur kita mampu terus bekerja hingga mencapai level: kaki jadi kepala, kepala jadi kaki.

Kerja. Kerja. Kerja. Tipes!

Kerja keras memang bisa menghasilkan pencapaian yang positif seperti promosi, kenaikan gaji, dan pengakuan. Demikian gagasan yang acap diajarkan oleh orang-orang yang pernah mencecap manisnya kesuksesan di bangku-bangku seminar.

Bahkan, ada pula yang berani menjamin, kerja keras tak akan pernah menghianati hasil. Namun, faktanya, sebagian banyak orang tetap tak akan pernah memperoleh hasil maksimal meski telah bekerja keras.

Dalam kacamata Marxisme, seruan kerja keras agar dapat hidup makmur di dalam sistem kapitalistik, hanya omong kosong belaka. Sistem kapitalis, menurut Marxis, sangat tidak adil. Sehingga, mau sebarbar apa pun kita bekerja, kita tak akan pernah semakmur pemilik modal. Nyaris musykil bagi pekerja, bisa mencapai level individu yang meraih banyak profit, hanya dengan ongkang-ongkang kaki.

Kredo itu ada benarnya. Sebagai seorang pegawai rendahan pada suatu korporasi, mau kerja seratus tahun sekalipun, Anda tidak akan pernah bisa setajir bos Anda.

Secara struktural, atasan Anda tak akan pernah jadi sekaya direktur atau pemilik korporasi. Fakta itu pun berlaku terbalik. Bisa dikatakan, orang-orang super kaya seperti Bill Gates, Jeff Bezos, serta Mark Zuckerberg, akan tetap kaya tanpa perlu bekerja sekeras para tukang becak.

Kini, kita hidup di dalam sebuah struktur sosial yang membuat segala bentuk kerja keras orang akan menjadi sia-sia. Sebab, hasilnya tidak pernah utuh diterima dan dinikmati oleh sang pekerja keras.

Tak hanya memiliki impak positif, sistem ekonomi kapitalis juga memicu sejumlah impak negatif. Yang paling terlihat, ialah adanya kesenjangan sosial dan ekonomi, serta sikap individual yang terlalu tinggi.

Kesenjangan sosial terjadi karena hanya pemodal yang mampu mengembangkan usahanya lah, yang bisa mencapai hidup makmur. Sementara para pekerja hanya pasrah menggantungkan nasibnya pada belas kasihan para pengusaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun