Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Metaverse, Semesta Realitas Virtual yang Semakin Nyata

27 Oktober 2021   12:30 Diperbarui: 30 Oktober 2021   05:30 2397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda membayangkan hidup di jagat virtual yang begitu identik dengan kehidupan nyata? Melalui proyek ambisius bertajuk Metaverse, Mark Zuckerberg kini mencoba untuk mewujudkannya.

Dalam kondisi dunia yang sangat kacau balau pada tahun 2045, sosok remaja 18 tahun, Wade Watts, memutuskan untuk berpartisipasi dalam sebuah sayembara yang didesain oleh pencipta gim virtual.

Sayembara itu meminta kepada pemain guna berburu sebuah telur Paskah yang berada di dunia realitas virtual. Gim itu sendiri dibikin oleh seseorang bernama James Halliday yang sudah meninggal.

Uniknya, nyaris setiap orang yang hidup di Kota Colombus, Ohio, pada zaman itu memainkan gim serupa lewat perangkat realitas virtual (virtual reality headset).

Popularitas gim berbasis realitas maya memang lagi tinggi-tingginya saat itu, sampai menjelma menjadi "kehidupan kedua" untuk para pemainnya. Mereka berada di dunia virtual bersifat imersif, yang dijadikan sebagai pelarian untuk menghabiskan hari-hari tanpa adanya batasan serta aturan yang mengekang.

Tokoh Wade Watts dalam film
Tokoh Wade Watts dalam film "Ready Player One." | Jaap Buttendijk via space.com

Terlihat Wade yang sudah mengenakan kacamata virtual dan sarung tangan. Ia juga mengenakan penopang tubuh dan berdiri di atas alat mirip treadmill yang mana lantainya bisa bergesar ke segala arah agar sensasinya terasa lebih nyata.

Tak lama kemudian, ia memasuki jagat virtual yang sangat futuristik bernama OASIS. Di sana, pemain bisa melakukan apa saja kecuali makan, minum, mandi, dan buang air. Mereka juga bebas untuk memilih menjadi siapa saja, mulai dari monster, robot, hingga karakter kartun. Akhirnya Wade memilih untuk menjadi karakter manusia biasa.

Para pemainnya bisa berteman dengan siapa saja tanpa harus saling kenal di dunia nyata. Salah satu rekan baiknya yang bernama Aech berwujud monster yang terkesan sangar. Tampak begitu kontras dengan karakter Wade sendiri.

Menariknya, di dalam OASIS, karakter yang telah mati terbunuh, maka avatar yang dimainkan tidak bisa dihidupkan kembali. Akibatnya, seluruh uang yang sudah dipakai untuk membeli skin dan senjata juga hilang. Deposit uang pada akun pun mengalami nasib yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun