Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sex and The Olympics, Kala Skandal Jadi Tradisi

28 Juli 2021   12:07 Diperbarui: 28 Juli 2021   14:02 1702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi logo (kondom) Olimpiade. | GQIndia.com

Program itu dipilih lantaran para atlet kerap kali bersenggama dengan rekan sesama atlet atau pasangannya masing-masing di tengah kompetisi. Sebelum tahun 1988, penyakit menular seksual biasanya memang acap kali muncul di area wisma atlet yang menjadi tempat tinggal sementara peserta Olimpade.

Sejak saat itu, pembagian kondom telah menjadi tradisi dalam setiap Olimpiade. Rekor bagi-bagi kondom terbanyak kini masih dipegang Olimpiade Rio de Janiero 2016 (Brasil). Penyelenggara dikabarkan memberikan 450 ribu buah kondom, 100 ribu di antaranya kondom varian wanita. Berarti, saat itu setiap atlet mendapat 46 buah karet pengaman. Wow!

Kira-kira kondom sebanyak itu dipakai untuk apa saja, ya? Bikin usaha balon?

Fenomena seks bebas antaratlet belum terendus khalayak umum sampai ESPN mengungkap adanya praktik seksual di Kampung Olimpiade dalam laporannya pada tahun 2012 lalu.

Mereka mewawancarai sejumlah atlet, baik yang sudah pensiun maupun yang masih aktif. Hasilnya, ESPN mendapat pengakuan adanya pesta dan hubungan intim antaratlet di Kampung Olimpiade.

Arena sekelas Olimpiade memang acap digunakan oleh atlet-atlet yang terlibat sebagai momen mencari pasangan atau hubungan badan bebas. Mereka merasa lebih mudah terhubung satu sama lain karena mempunyai minat yang identik, yakni olahraga.

Ajang empat tahunan itu menjadi pusat berkumpulnya orang-orang pilihan dari seluruh dunia. Mereka adalah manusia-manusia yang unggul dalam bidangnya masing-masing. Tidak heran kalau para atlet berebut bibit unggul guna melepas kebutuhan jasmaninya.

Pada ajang olahraga yang sangat ketat dan kompetitif, seks dipercaya mampu meredakan stres dan ketegangan. Bisa jadi hal itulah yang menjadi alasan dari praktik jasmani yang mereka lakukan.

Mantan atlet atletik asal Jerman, Susen Tiedtke, yang saat ini berusia 52 tahun, memiliki pengalaman berhubungan seks di Kampung Olimpiade pada edisi tahun 1992 dan 2000 silam.

Ia mengungkapkan bahwa tak mungkin untuk memberlakukan larangan seks di wisma atlet. "(Larangan seks) menjadi bahan tertawaan besar bagi saya, hal itu tak akan berhasil sama sekali," ujarnya kepada Bild.

Hal seirama juga diungkapkan oleh Ryan Lochte, peraih medali Olimpiade delapan kali. Dia mengaku sempat melihat orang berhubungan seks di area terbuka seperti di rerumputan dan di antara gedung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun