Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tampan Dibela, Jelek Dihujat, Paradoks Pembelaan terhadap Pelaku Kriminal

8 Juli 2021   17:53 Diperbarui: 8 Juli 2021   18:01 1724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaku insiden balap liar, Cameron Coyle Herrin, yang menewaskan ibu dan anak. | Tribunnews.com

Pada banyak kasus, kita acap mengaitkan karakteristik positif, seperti kecerdasan, sikap jujur, serta perilaku baik, terhadap mereka yang menarik secara fisik tanpa disadari. Kesan itu seolah bekerja dalam alam bawah sadar kita.

Fenomena yang sama juga bisa diamati dalam bidang hukum. Diskriminasi dan ketidakadilan terkait penampilan juga tampak dari hasil studi sebuah lembaga riset hukum Australia, The Law Project, pada 2017.

Studi itu menemukan bahwa 120-305 persen terpidana yang berpenampilan tidak atraktif menerima dakwaan jauh lebih berat ketimbang terpidana yang memiliki penampilan atraktif.

Dalam tatanan masyarakat normatif, menjadi rupawan adalah kekuatan dan berpotensi dipakai dalam banyak hal. Disadari atau tidak, orang-orang yang mendukung Herrin telah membuktikan bahwa bias ketertarikan memang benar adanya.

Saya tidak berniat membenarkan bagi warganet guna memberikan pembelaan terhadap pelaku kejahatan, tidak peduli setampan dan sejelek apa pun parasnya. Seluruh aksi kejahatan memang sudah seharusnya kita kecam bersama-sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun