Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tampan Dibela, Jelek Dihujat, Paradoks Pembelaan terhadap Pelaku Kriminal

8 Juli 2021   17:53 Diperbarui: 8 Juli 2021   18:01 1724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaku insiden balap liar, Cameron Coyle Herrin, yang menewaskan ibu dan anak. | Tribunnews.com

Apakah mereka harus mengalami insiden yang sama pada keluarganya agar mereka mampu bersimpati kepada korban?

Herrin akan dikembalikan lagi kepada keluarganya usai menjalani hukuman. Sementara, Jessica dan Lillia tak akan pernah kembali untuk selamanya!

Kalau sudah begitu, apakah pantas kita memberikan dukungan kepada seorang pelaku yang telah merenggut jiwa-jiwa yang tak berdosa?

Sejatinya Herrin bukanlah satu-satunya pelaku. Masih ada dua pelaku lain yang juga sudah dijatuhi vonis. Seleb Tiktok tersebut dihukum paling berat karena ia yang menabrak ibu dan anak tersebut.

Pelaku insiden balap liar Cameron Herrin, Tristan Herrin, dan John Barrineau. | Abcnews.go.com
Pelaku insiden balap liar Cameron Herrin, Tristan Herrin, dan John Barrineau. | Abcnews.go.com
Lantaran keduanya punya tampang pas-pasan, mereka tak mendapat dukungan serta pembelaan yang sama dengan apa yang diperoleh Herrin.

Andai insiden itu terjadi di Indonesia dan Herrin memiliki tampang pas-pasan atau bahkan jelek, bisa dipastikan ia akan jadi target hujatan netizen +62 siang malam.

Dari kasus Herrin kita bisa belajar bahwa "keadilan sosial bagi seluruh rakyat good looking" masih berlaku hingga detik ini, bagaimana manusia bertampang cantik atau tampan, kerap mendapat perlakuan yang lebih baik di tengah masyarakat.

Tidak peduli sebebal dan seburuk apa pun tingkah lakunya, ada kecendrungan dari sebagian orang untuk selalu memandang mereka baik, bahkan tak jarang pula yang membela ketika mereka terjerat masalah.

Dalam dunia psikologi, fenomena itu dikenal dengan physical attractiveness stereotype atau attractiveness bias (bias ketertarikan).

Bias ketertarikan adalah kecenderungan untuk menilai orang-orang yang secara fisik menarik juga dianggap mempunyai ciri-ciri kepribadian yang bisa diterima secara sosial (dalam masyarakat).

Daya tarik fisik memiliki pengaruh yang sangat signifikan pada bagaimana orang dinilai dalam interaksi sosial, pergaulan, pertemanan, perilaku seksual, pekerjaan, dan pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun