Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

"Great Firewall", Upaya Cina Ciptakan Jagat Internetnya Sendiri

5 April 2021   19:39 Diperbarui: 5 April 2021   19:49 2071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tembok besar internet Cina (The Great Firewall of China). | Wikipedia.org via Kompas.com

Dampaknya, berbagai perusahaan asing berbasis internet telah banyak yang jadi korban, termasuk sejumlah perusahaan raksasa penguasa jagat internet.

Google pertama kali diblokir pada bulan September 2002. YouTube menyusul usai kerusuhan di Tibet pada 2008, dan diikuti oleh Facebook dan Twitter pasca adanya kerusuhan di Xinjiang pada 2009 silam.

Instagram pun turut dicekal di daratan Cina setelah terjadinya aksi protes oleh kelompok pro-demokrasi di Hongkong pada 2014. Sejurus kemudian, lantaran tidak menyetujui penghapusan enkripsi, Whatsapp dan Telegram bernasib sama.

Kebijakan kontroversial tersebut menuai banyak kecaman dari pemerintah global. Namun, di sisi lain, regulasi itu ternyata memberikan dampak yang sangat positif nan masif bagi industri domestik Cina.

Meski sudah mengisolasi diri dari dunia luar, uniknya, semua lini bisnis internet di Cina justru mengalami perkembangan yang begitu pesat.

Selain karena faktor kemajuan teknologi, angka pengguna internet Tiongkok yang mencapai 989 juta jiwa juga dinilai telah berkontribusi besar bagi perkembangan industri teknologi di Negeri Panda.

Media dan layanan internet baru produk dalam negeri lantas bermunculan secara sporadis. Mereka menawarkan fitur yang tak kalah canggihnya jika dibandingkan dengan teknologi perusahaan Barat.

Perbandingan sosial media buatan Barat dan Cina. | Sumber: digitalmarketinglesroches.wordpress.com
Perbandingan sosial media buatan Barat dan Cina. | Sumber: digitalmarketinglesroches.wordpress.com
Setiap perusahaan internet yang mereka cekal akan diikuti munculnya perusahaan baru, yang dapat menghadirkan layanan serupa dalam versi Cina.

Mereka dapat menggantikan peran dari Google sebagai mesin pencarian dengan Baidu kendati menampilkan hasil-hasil pencarian yang telah disensor negara.

Baidu berhasil menuai kesuksesan besar akibat absennya Google. Merujuk laporan dari Statista, mereka meraup pendapatan senilai 16,4 miliar dolar AS pada 2020.

Perusahaan e-commerce milik Jack Ma, Alibaba, juga menuai kesuksesan akibat kebijakan tersebut. Pada tahun 2020 lalu, perusahaan pesaing terberat Amazon itu berhasil meraup pundi-pundi mencapai 72 miliar dolar AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun