Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Penipuan Rekayasa Sosial Berkedok Akun Layanan Konsumen Marak di Medsos

15 Maret 2021   06:40 Diperbarui: 15 Maret 2021   15:56 1849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rekayasa sosial berkedok akun layanan konsumen.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Terlebih lagi, celah keamanan itu bersifat universal, tidak mengenal sistem operasi, protokol, software, dan hardware. Artinya, setiap sistem komputer punya kelemahan yang sama: manusia atau human error.

Perekayasa sosial tak harus mempunyai keahlian dalam bidang peretasan untuk melancarkan aksi karena mereka hanya butuh kelengahan calon korbannya.

Social engineer akan memanipulasi para calon mangsanya melalui media sosial, email, telepon, SMS, atau lewat interaksi secara langsung guna memperoleh data-data pribadi yang mereka butuhkan.

Serumit apapun sistem keamanan atau kata sandi, tidak akan berguna jika kita memberikan akses terhadap informasi pribadi itu kepada pelaku kejahatan.

Alur kerja teknik rekayasa sosial. | Imperva.com
Alur kerja teknik rekayasa sosial. | Imperva.com
Mereka akan mengamati pola perilaku, rutinitas, dan interaksi sosial dari calon mangsanya. Seorang social engineer juga akan menyaru sebagai pihak yang dapat kita percayai dalam melakukan aksinya.

Beberapa hari ini linimasa Twitter ramai oleh topik penipuan atas sejumlah akun yang "menyaru" jadi layanan konsumen perusahaan, mulai dari bank, ojek online (ojol), berbagai platform belanja daring, hingga entitas BUMN.

Pelanggan memang kerap menggunakan Twitter guna memperoleh informasi atau menyampaikan keluhannya kepada akun layanan pelanggan (customer care) resmi sejumlah perusahaan.

Namun, sayangnya, kemudahan itu juga bisa memancing pelaku kejahatan siber untuk melancarkan modus penipuan via interaksi di media sosial.

Statistik akun palsu HaloBCA. | Twitter @IsmailFahmi
Statistik akun palsu HaloBCA. | Twitter @IsmailFahmi
Pendiri platform analisis medsos Drone Emprit, Ismail Fahmi, mengungkapkan bahwa ada minimal 331 akun palsu yang mengatasnamakan layanan konsumen Bank BCA (@HaloBCA) di jagat Twitter dalam dua bulan terakhir. HaloBCA juga sempat viral dalam kolom trending topic dua hari belakangan.

Beda akun resmi dan palsu. | Diolah dari @HaloBCA
Beda akun resmi dan palsu. | Diolah dari @HaloBCA
Modus penipuan itu sejatinya amatlah sederhana. Tatkala pelanggan hendak menyampaikan keluhan via mention ke akun resmi customer care, akun-akun penipu akan menimpali cuitan mereka.

Kalau akun resmi telat menjawab cuitan para pelanggan, akan dimanfaatkan oleh pelaku (social engineer) guna melakukan infiltrasi. Mereka bisa bertindak seolah akan menjawab dan membantu keluhan para pelanggan perusahaan terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun