Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Social Climber", Spesies yang Bertahan Hidup dengan Memanjat

28 Desember 2020   13:14 Diperbarui: 28 Desember 2020   15:07 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi social climber. | Alysse Asilo esquiremag.ph

Back stage. Layaknya drama treatrikal, panggung belakang adalah area mereka dapat melepaskan diri dari semua make-up yang dikenakan. Mereka akan merasa lebih bebas menunjukkan karakter asli dan menjadi diri sendiri tanpa khawatir akan dapat merusak penampilannya.

Jika dilihat dari kaca mata Goffman, bisa disimpulkan bahwa kita semua sedang memainkan pertunjukam drama dalam tatanan masyarakat. Hal yang sama juga dilakukan oleh para pelaku pansos.

Hierarki kebutuhan Maslow. | Indopositive.org
Hierarki kebutuhan Maslow. | Indopositive.org
Berdasarkan prinsip hierarki kebutuhan oleh Abaraham Maslow, setiap individu memiliki kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) dan aktualisasi diri (self-actualization needs) jika kebutuhan yang lebih mendasar telah terpenuhi.

Pansos menjadi salah satu cara bagi para pemanjat sosial untuk memuaskan hasrat kebutuhan tertinggi mereka. Jika seluruh kebutuhan dasar sudah terpenuhi, bukan hal yang mustahil kita yang akan menjadi spesies social climber berikutnya.

Sejatinya pansos adalah naluri alamiah manusia yang bersifat dinamis. Pansos menjadikan kita berbeda dengan spesies lain. Kita hanya perlu berhati-hati saat memanjat tangga sosial agar tak sampai merugikan orang lain dan diri sendiri.

Bisa jadi panjat sosial adalah evolusi tak sempurna manusia yang diturunkan dari spesies sebelumnya. Jika Pan troglodytes memenuhi kebutuhan mereka lewat cara memanjat pohon, maka ras Homo sapiens memenuhi kebutuhan dengan memanjat tangga sosial dalam tatanan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun