Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aroma Seksualitas dalam Secangkir "Kopi Pangku"

22 Desember 2020   05:23 Diperbarui: 27 April 2021   08:33 9237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kopi pangku (warung pangkon). | Reverbnation.com

Memasuki usia 40 tahun, pria kerapkali diidentikkan dengan label puber kedua atau pubertas paruh baya (midlife crisis).

Kondisi itu dikaitkan dengan sikap lelaki yang kembali seperti remaja yang sedang kasmaran. Ketertarikan mereka tehadap lawan jenis kembali membara. Kala puber kedua melanda, konon, pria bisa menjadi lebih genit dari biasanya.

Meski istilah pubertas kedua tak pernah ada di dunia medis, tetapi ada sensasi dan perubahan yang dirasakan oleh pria yang telah memasuki usia tersebut.

Hormon-hormon seperti testosteron dan androgen yang memiliki andil terhadap kedewasaan seseorang mulai menurun. Akhirnya, hal itu membuat kepercayaan diri juga turut menurun drastis sehingga bisa memicu mereka bertindak layaknya remaja yang tengah puber.

Sensasi puber kedua dapat dideteksi dari kembali munculnya dorongan-dorongan seksual sebagai simbol dari maskulinitas. Reaksi itu menjadi wujud penolakan dan pembuktian bahwa mereka belum habis. Alih-alih tunduk dan menyerah terhadap kondisi tersebut, mereka justru melawan dan semakin mengeksplorasinya.

Berbagai upaya pun mereka praktikkan untuk membuktikan hal tersebut. Ada yang membuktikan lewat kesuksesan di bidang agama, olahraga, atau hobi baru. Ada pula yang membuktikannya dengan menggoda wanita yang lebih muda.

Taruhlah Om Rudy, 40 tahun, yang akan menyemir rambutnya dan mengenakan busana yang lebih trendy agar ia tampak lebih muda dan stylish. Parfum dan sisir tidak pernah jauh dari jangkauannya.

Penampilan parlentenya yang disertai dompet tebal mampu membangkitkan kembali aura dan kepercayaan dirinya. Ia merasa gejolak masa mudanya meronta-ronta untuk segera dilampiaskan.

Beliau juga kerap melakukan aktivitas-aktivitas ala anak muda gaul misalnya hang-out ke mall dan kafe atau bahkan nongkrong di warkop pangku.

Warkop Pangku di Tangerang. | hanyatauaja.com
Warkop Pangku di Tangerang. | hanyatauaja.com
Pria seumuran Om Rudy memang kerap terlihat di warkop pangku. Tempat itu dipilih tidak lain karena menyediakan wanita-wanita muda sebagai pramusaji.

Warung pangku mampu menawarkan "obat jenuh" bagi Om Rudy dan kawan-kawan. Mereka kerap menggunakannya sebagai sebuah ajang "tes ombak" untuk menaklukkan wanita yang lebih muda yang terkenal jinak-jinak merpati. Di mana hal itu akan cukup sulit dilakukan tanpa perantara warkop pangku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun