Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Apa yang Terjadi Jika Artificial Intelligence Mampu Deteksi Ras Manusia?

19 Desember 2020   16:23 Diperbarui: 21 Desember 2020   17:23 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SenseTime adalah salah satu perusahaan artificial intelligence yang mengembangkan teknologi facial recognition. | Credit: Gilles Sabrie for Nytimes.com

Skenario apa yang mungkin akan terjadi jika Artificial Intelligence mampu mendeteksi ras manusia? Apa dampaknya bagi peradaban?

Peralatan batu yang digunakan manusia prasejarah merupakan teknologi pertama yang diciptakan lewat serangkaian proses kecerdasan alami (natural intelligence).

Semenjak alat tersebut mulai digunakan di Benua Afrika sekira 3 juta tahun silam, teknologi yang melibatkan kecerdasan alami–melalui proses berpikir manusia–semakin hari semakin berkembang.

Penetrasi teknologi digital dalam sejarah peradaban umat manusia adalah sebuah keniscayaan. Bermula dari kemunculan komputer generasi pertama yang hanya mampu melakukan kalkulasi sederhana hingga kemunculan intelegensi artifisial atau Artificial Intelligence (AI) yang dapat menyaingi kecerdasan alami manusia.

Dalam perkembangannya, AI didukung oleh kehadiran karya novel dan film fiksi ilmiah yang mengangkat ide dan konsep kecerdasan buatan yang futuristik.

Gagasan tentang robot yang mempunyai kecerdasan mirip manusia dimulai oleh sebuah novel yang berjudul "Erewhon" karya Samuel Butler terbitan tahun 1872. Ia mengangkat konsep mengenai evolusi kesadaran di antara mesin yang mampu mereplikasi diri sendiri serta berpotensi menggantikan manusia sebagai spesies paling dominan di Planet Bumi.

AI tidak selalu berwujud asisten virtual layaknya Jarvis pada film Iron Man atau selalu dalam bentuk robot. Lebih dari itu, AI bisa diterapkan dalam berbagai aspek dengan penekanan terhadap kecerdasan mesin yang mampu memberikan reaksi seperti halnya manusia.

Teknologi facial recognition berbasis AI ala Cina mampu mengidentifikasi wajah manusia meski memakai masker. | Source: Hanvon’s Website via CSIS.org.
Teknologi facial recognition berbasis AI ala Cina mampu mengidentifikasi wajah manusia meski memakai masker. | Source: Hanvon’s Website via CSIS.org.
Kini AI telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mulai dari deteksi kata di peramban Google, rekomendasi lagu pada Spotify, asisten digital ala SIRI, hingga fitur rute tercepat di Google Maps.

"Artificial Intelligence" adalah simulasi kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang dimodelkan dalam bahasa mesin dan diprogram agar dapat berpikir sama baiknya atau bahkan melibihi manusia.

Dengan kata lain, AI merupakan sistem komputer yang mampu melakukan hal-hal yang memerlukan kecerdasan atau tenaga manusia untuk menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun