Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Match Worn Jersey", Begini Takdir Kostum Bekas Pemain

30 November 2020   03:02 Diperbarui: 30 November 2020   20:49 1593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jersey kapten tim Liverpool, Jordan Henderson. | Twitter Liverpool FC News @LivEchoLFC

Memasuki abad ke-21, teknologi jersey semakin canggih. Bahan mesh polyester dan dri-fit mulai dipakai yang dipadukan dengan sistem ventilasi melalui panel berongga atau berlubang pada kostum.

Brand apparel ternama dunia berlomba-lomba dalam menginovasikan teknologi canggih pada kostum dengan melibatkan tim dan riset bernilai jutaan dolar AS.

Taruhlah Nike, yang menggunakan sampah botol plastik daur ulang untuk membuat bahan polimer. Mereka memakai 8 botol plastik untuk membuat satu buah jersey. Inovasi mereka berlanjut hingga lahirlah jersey berteknologi Aeroswift yang dapat "bernafas" dan memenuhi unsur estetika.

Tidak mau kalah dengan sang rival, Adidas juga turut berinovasi lewat teknologi adiZero dan ClimaCool untuk membuat jersey lebih ringan serta memiliki sirkulasi udara yang lebih baik.

Sementara itu, Puma tengah mencoba memecah dominasi Nike dan Adidas lewat fitur PWR ACTV. Inovasi tersebut diklaim dapat mengembalikan kondisi otot dan memulihkan stamina melalui sistem kompresi.

Di Indonesia sendiri, awalnya teknologi jersey tidak dipandang sebagai hal yang serius. Para produsen dan klub lebih fokus membuat desain jersey semenarik mungkin sehingga bisa laris dijual.

Namun, seiring waktu, para produsen sportwears lokal mulai memikirkan hal itu. League, misalnya, dengan teknologi Quick Dry yang membuat jersey cepat kering, anti-odor (bau), serta breathable.

Sementara Superior mengusung sistem Super Dry sebagai teknologi di jersey mereka dan MBB yang mensponsori Arema memiliki teknologi Z Dry.

Di era industrialisasi sepak bola, produsen jersey melebarkan sayap bisnisnya lewat kontrak kerja sama dengan klub-klub. Mereka akan memasok kebutuhan jersey pemain selama kompetisi berlangsung.

Lazimnya, brand apparel akan memberikan jatah beberapa helai jersey baru untuk seorang pemain per musim. Namun, selama jersey masih layak pakai, maka akan dicuci dan dikenakan lagi dalam laga selanjutnya. Jersey didesain agar bisa dikenakan sampai 50 kali fase cuci-pakai.

Setiap tim profesional pasti memiliki seorang kit man yang bertugas dalam menyiapkan beragam perlengkapan pemain, termasuk jersey. Selain itu, mereka juga bertugas mengumpulkan jersey para pemain sehabis dipakai untuk kemudian dicuci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun