Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kebijakan "Rasis" ala Athletic Bilbao yang Tak Pernah Padam

18 September 2020   09:26 Diperbarui: 18 September 2020   13:55 1511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuat Athletic Bilbao | 90min.com

"Con cantera y aficion, no hace falta importacion."

Athletic Club de Bilbao adalah klub sepak bola yang terletak di Basque Country. Sebuah negara otonom di dalam wilayah kedaulatan Spanyol yang menjadi salah satu komunitas etnis tertua di Eropa.

Karena sifat otonomnya tersebut, Basque Country mempunyai kekhasan budaya, bahasa, sejarah, dan kebijakan. Namun, tetap dengan sejumlah batasan yang ditetapkan oleh otoritas Spanyol.

Kutipan di awal tulisan berarti "Dengan talenta lokal serta dukungan suporter, tidak diperlukan impor pemain." Filosofi itu telah dipertahankan oleh Los Leones sejak tahun 1912 silam.

Athletic Bilbao memang berbeda dengan kebanyakan klub terkait aspek kebijakan transfer. Mereka tidak mau berkompromi ketika harus membeli pemain. Klub yang bermarkas di San Mames itu awalnya hanya merekrut pemain yang berdarah Basque dan yang terlahir di wilayah Basque Country.

Tak pelak, kebijakan itupun mendulang pro-kontra. Banyak pihak yang menilai, bahwa filosofi mereka terlalu rasis dan diskriminatif. Terlebih di era sepak bola modern yang memungkinkan seorang pemain hijrah dari klub satu ke klub lain di bursa transfer.

Meski demikian, klub asuhan Gaizka Garitano tetap bersikukuh pada akar kebijakannya. Tudingan itupun secara perlahan terbantahkan seiring waktu.

Isu tersebut pertama kali mengemuka saat mantan pemain Atletico Madrid, Miguel Jones, yang terlahir jauh di luar area Basque atau tepatnya di Equatorial Guinea (Afrika), mendapat penolakan dari Athletic. Meski ia memulai karier di klub asal Basque lainnya, Barakaldo dan SD Indautxu. Saat itu penolakan pada Jones dianggap sebagai bentuk rasisme atas warna kulitnya.

Hal yang sama ternyata juga dialami oleh mantan striker timnas Spanyol era 60-an, Jose Garate, yang mempunyai darah Basque, akan tetapi terlahir di Argentina. Lalu Jesus Maria Pereda yang terlahir di Barcelona juga mendapatkan penolakan serupa.

Belakangan diketahui, bahwa alasan di balik penolakan ketiga pemain tersebut adalah karena mereka tidak dilahirkan di wilayah Basque Country.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun