Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Hanya Covid-19, Virus Pembodohan Juga Perlu Vaksin

7 Agustus 2020   20:49 Diperbarui: 8 Agustus 2020   01:13 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vaccine Covid-19 | AP Photo/Sakchai Lalit

Dalam kehidupan modern, mereka yang melakukan pembodohan justru orang-orang yang berpendidikan (tinggi). Oleh karena itu, pembodohan dalam hal ini bukanlah akibat kekurangan asupan pendidikan.

Pembodohan hanya akan berhenti sampai hal itu disadari oleh pelaku sebagai pihak yang menebar kerugian, sebab mereka dan para korbannya sama-sama menanggung akibat buruk.

Sementara orang lain memiliki hak untuk menghentikannya bukan karena ia telah menjadi korban, tetapi demi memenuhi kewajiban mencegah pembodohan itu meluas dan menimbulkan akibat yang lebih buruk lagi.

Singkatnya, mencegah pembodohan itu mewabah atau bahkan menjadi pandemi layaknya Covid-19.

Ilmuwan berpengengaruh seperti Thomas Alva Edison pernah dianggap bodoh dan melakukan pembodohan melalui 999 percobaan yang gagal sebelum ia sukses menemukan lampu pijar yang kita gunakan hari ini.

Orang-orang seperti Hadi Pranoto pun memiliki kesempatan yang sama untuk menghilangkan stigma "pembodohan" yang saat ini disematkan pada dirinya jika saja ia mampu untuk membuktikan klaim jamunya mampu menyembuhkan Covid-19.

Tidak menutup kemungkinan ia akan menjadi penerus Edward Anthony Jenner sebagai ilmuwan pertama yang mampu menemukan vaksin atau bahkan mampu berimprovisasi dengan membuat vaksin versi kearifan lokal melalui jamunya.

Selama ia belum mampu membuktikan klaimnya tersebut, saya patut bersyukur sebagai orang bodoh yang telah lama menghindari untuk tidak membahas hal-hal serupa di luar ilmu yang saya miliki. Setidaknya saya tidak memiliki potensi bahaya bagi orang-orang di sekitar saya.

Barangkali sampai detik ini hanya ada satu vaksin untuk pembodohan, yakni diam! Ya, cukup diam dan dengarkan para ahli, pakar atau profesor dalam arti sebenarnya.

Sebagaimana kata Imam al-Ghazali dalam kitabnya Faishilut Tafriqah bainal Islam wal Zindiqah yang berbunyi:

"Seandainya orang-orang yang bodoh berhenti bicara, niscaya berkuranglah pertentangan di antara sesama."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun