Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pasti Menang, Gibran Bisa Nyambi Jualan Klepon

3 Agustus 2020   00:43 Diperbarui: 3 Agustus 2020   18:11 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gibran Rakabuming Raka | indonesia.co.id

Rentang usia generasi milenial menempati cluster terbesar dalam populasi. Hampir bisa dipastikan bos Markobar itu dapat mengakuisisi pemilih milenial sebagai niche-nya. Lantas bagaimana jika pos suara kaum milenial disandingkan dengan pos suara dari wakilnya (Teguh) yang mewakili kalangan sepuh?

Perlu diketahui, saat ini Fraksi PDI-P menguasai 30 kursi di DPRD Kota Solo, dari 45 kursi yang tersedia. Atau, menduduki lebih dari 66% suara parlemen.

Setelah Gibran-Teguh resmi ditetapkan oleh PDI-P, semua partai penghuni kursi parlemen telah memberikan dukungan, kecuali PKS. Partai itu adalah PAN, PSI, Golkar, dan Gerindra. Sementara partai non-parlemen yang menyatakan dukungannya ialah Partai Demokrat, PKB, PPP dan NasDem. Hal ini memunculkan sebuah spekulasi bahwa Gibran hanya akan melawan kotak kosong. Kekuatan apa yang mampu menyaingi dukungan sejumlah partai yang masif itu?

Dengan melawan kotak kosong artinya peluang kemenangan Gibran semakin terbuka lebar karena tidak ada kandidat lain yang mampu "mengusik" perolehan suara mereka.

Wali Kota Solo saat ini, yang juga ketua DPC PDI-P Solo, FX Rudy, akan memasang target hingga 62% raihan suara untuk Gibran-Teguh. Setelah rapat tim pemenangan 24 Juli 2020 lalu, pasangan dari PDI-P itu optimistis dapat meraih 90% suara.

Selain sejumlah faktor di atas, Gibran akan sangat diuntungkan dengan adanya pandemi. Popularitas instan yang didapatkannya dari sang ayah adalah jalan pintas untuk menyiasati kampanye yang tak biasa, dimana mobilisasi yang lazim kita temui di masa kampanye kini sudah tak bisa lagi dilakukan.

Kandidat yang sudah memiliki modal popularitas tinggi akan melaju kencang tanpa hambatan berarti. Di sisi lain, siapa saja lawan mereka akan dibuatnya berkeringat dingin lalu mundur dari pencalonan. Hanya mereka yang cukup gila saja yang berani menantang dominasi pasangan PDI-P tersebut.

Majunya sang Putra Mahkota mengakhiri Pilkada Solo lebih cepat dari semestinya. Pesta demokrasi tak ubahnya hanya sekedar ajang untuk meminta rakyat mengesahkan legalitas sebagai walikota dalam balutan Pilkada.

Kalaupun ada kandidat lain yang berani menantang mereka, hanya akan dinilai sebagai "gimmick" untuk menguatkan legitimasi kemenangan Gibran supaya Pilkada terlihat benar-benar demokratis di hadapan rakyat karena adanya lawan dan tidak berkompetisi dengan kotak kosong.

Barangkali hanya Tuhan yang dapat menggagalkan kemenangan Gibran. Lantas, apa yang masih tersisa dari Pilwakot Solo 2020 ini?

#Gibran Bisa Nyambi Jualan Klepon

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun