Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kerap Disepelekan, Angkatan Corona Selamatkan Uang Negara Rp 210 Miliar

12 Juni 2020   18:49 Diperbarui: 12 Juni 2020   19:23 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi angkatan Corona | thevindi.com

"Gara-gara Corona, bukan saja kegiatan belajar mengajar yang harus dialihkan di rumah. Tapi kelulusan kena imbasnya." - Najwa Shihab

Sebelum istilah Ujian Nasional (UN) diperkenalkan pada tahun 2005, sebutan ujian akhir telah banyak mengalami perubahan, diikuti dengan penyesuaian kebijakan dan sistem pendidikan.

Pada tahun 1950 hingga 1965 ujian akhir pertama kali dikenal dengan istilah Ujian Penghabisan yang diadakan secara nasional. Kemudian pada 1965 sampai dengan 1971, disebut dengan Ujian Negara guna menentukan status kelulusan.

Ujian Negara lantas berganti nama menjadi Ujian Sekolah pada 1972 sampai 1979, dimana sekolah berhak penuh atas soal dan penentuan kelulusan siswa yang saat itu disebut 'Tamat'--bukan lulus.

Setelah itu, pada 1980 hingga 2002 berganti nama menjadi Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional atau EBTANAS yang berlaku untuk mata pelajaran pokok dan EBTA untuk mata pelajaran non-EBTANAS.

Pada 2003 hingga 2004, berubah lagi menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Dengan tujuan menentukan kelulusan, pemetaan mutu pendidikan nasional, dan seleksi ke jenjang pendidikan lanjutan.

Kemudian UAN berubah menjadi Ujian Nasional (UN) pada 2005 hingga 2019. Lantas pada 2014 hingga 2019 Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) diberlakukan untuk mengukur kompetensi lulusan sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Angkatan 2020 resmi menjadi alumni mendadak, sekaligus menjadi tonggak sejarah penghapusan Ujian Akhir (UN) yang sudah diselenggarakan sejak tahun 1950, tepatnya di era Soekarno.

Rencana penghapusan UN oleh Nadiem Makarim (Mendikbud) sempat menjadi polemik. Banyak yang mendukung kebijakan tersebut, namun tidak jarang pula yang menentang.

UN membuat para siswa, guru, dan sekolah hanya fokus pada nilai dan bukan kompetensi. Akibatnya, banyak kecurangan yang terjadi, seperti kebocoran soal yang terjadi setiap tahun di berbagai daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun