Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Transformasi Yakuza, Dari Bisnis Haram, Kini Jualan Masker dan Lakukan Aksi Sosial

26 Mei 2020   22:38 Diperbarui: 26 Mei 2020   22:38 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Organized crime syndicate, Yakuza | boombastis.com

Ketika masker dan tisu toilet mulai menghilang dari rak-rak supermarket pada bulan Februari, mereka mulai membagikan masker gratis ke apotek dan taman kanak-kanak. Geng-geng itu ingin membuat masyarakat kembali berpihak pada mereka.

Itu bukan kali pertama Yakuza berupaya mengubah krisis menjadi aksi untuk memperoleh simpati publik. Pada tahun 2011, Jepang hancur lebur oleh salah satu tsunami dan gempa bumi paling brutal dalam sejarah negara itu.

Wilayah Tohoku hancur lebur, rumah-rumah porak poranda rata dengan tanah, penduduknya hilang tersapu gelombang. Tak lama kemudian bantuan datang. Lebih dari 70 truk berduyun-duyun ke kota-kota Tohoku, membawa makanan, air, selimut, dan perlengkapan kesehatan, serta semua kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat.

Namun uniknya, bantuan-bantuan itu bukan datang dari pemerintah mereka. Tim pertolongan pertama yang tiba, di banyak wilayah Tohoku, justru berasal dari kelompok yang dianggap kejam dan terasing dari kehidupan masyarakat.

Tidak hanya sampai disitu, mereka bahkan mengirim orang ke reaktor nuklir Fukushima yang bocor untuk membantu memperbaiki situasi akibat kehancuran yang disebabkan oleh tsunami disana.

Aksi sosial yang meraka lakukan bukan sesuatu yang tanpa dasar. Kode etik Ninkyo, adalah prinsip hidup Yakuza yang melarang untuk membiarkan orang lain menderita. Bisa dikatakan, sebuah konsep Robin Hood versi Jepang. Rob the rich, give to the poor.

Sumber bacaan :

Occrp.org, allthatsinteresting.com, brillio.net

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun