Mohon tunggu...
Reval ChristianSitorus
Reval ChristianSitorus Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis

Menulislah selagi engkau Muda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Penyakit Mulut Kaki (PMK): "Setelah Wabah ASF muncul Wabah PMK"

15 Mei 2022   23:59 Diperbarui: 16 Mei 2022   00:03 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

ASF (African Swine Fever) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 % sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Virus ini dapat menginfeksi anggota famili Suidae, baik babi yang diternakkan maupun babi liar. Belum usai dengan penangan dari virus ASF, dimana dilansir dari laman inews.id per tanggal 03 Maret 2022, Sepanjang kurun waktu 4 bulan terakhir, puluhan ribu ternak babi mati mendadak di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar).dalam artian penanganan dari virus ASF belumlah dikatakan 100 % usai.

Belum usai dengan penangan akan virus ASF kini muncullah wabah penyakit kuku mulut (PMK) yang menyerang hewan ternak. Apa itu wabah PMK? Dan apa dampak dari penyebaran wabah PMK ini terhadap manusia?

PMK ( Penyakit Mulut Kaki) yang kini telah menjadi wabah yang menyerang hewan ternak, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat menular. PMK disebabkan oleh Aphthovirus dari famili Picornaviridae, Menurut World Organisation for Animal Health, wabah PMK diperkirakan menyebar pada sekitar 77 persen populasi hewan ternak di Afrika, Timur Tengah, Asia, dan sebagian Amerika Selatan. Virus ini dengan mudah menular melalui napas, air liur, mukus, susu, dan feses. Gejala yang paling terlihat adalah demam, blister pada mulut dan kaki  ternak, serta air liur yang mengental. Ternak yang dapat terkena wabah PMK antara lain sapi, kerbau, unta, kambing, domba, rusa, dan babi. Penyakit mulut dan kuku (PMK) umumnya tidak berakibat fatal bagi  ternak  dewasa. Namun, untuk hewan  muda, PMK  sangat serius dan dapat menyebabkan kerugian produksi yang sangat tinggi. Tentunya hal tersebut sangatlah merugikan para peternak dimana dengan tingkat penularannya yang bisa sangat cepat.

Ciri-ciri hewan yang terserang penyakit tersebut suhu tubuhnya berada di 39 sampai 41 celsius. Kemudian, pada mulut dan lidahnya muncul luka seperti sariawan dan mengeluarkan lendir yang berlebih. Selanjutnya, nafsu makan berkurang, terdapat luka pada kaki dan kuku yang lepas, susah berdiri, badan gemetar, napas cepat, dan produksi susu menurun. Jika salah satu hewan ternak masyarakat mengalami hal tersebut, langkah pertama yang dilakukan yaitu memisahkan dengan hewan lainnya agar tak tertular. Apabila terjadi PMK segera diambil sampel untuk diperiksa di laboratorium. Kalau hasilnya positif akan dilakukan pendataan pada jarak dua kilometer apakah ada ternak lain. Kemudian hewan sehat diberikan vaksin, sedangkan yang sakit akan diberi pengobatan. Jika dalam pengobatan tidak segera sembuh maka hewan ternak tersebut harus segera dilakukan pemotongan supaya tidak cepat menyebar.       

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan dari PMK ini adalah salah satunya dengan melakukan pelarangan impor produk hewan dan lainnya.Kita perlu waspada karena Indonesia terdiri dari puluhan ribu pulau dan ratusan pelabuhan besar dan kecil, sehingga rawan penyelundupan ternak dan bahan asal hewan (daging, kulit, dan lain-lain) dari negara Endemis PMK seperti India, Brasil, Malaysia, Thailand, Filipina dan sekitarnya.

Rincian temuan kasus PMK di Jabar, yakni di Garut terdiri dari 25 ekor sapi potong, 3 ekor sapi perah, dan 3 ekor domba. Sedangkan di Tasikmalaya, 18 ekor sapi dinyatakan positif PMK, dan di Kota Banjar 11 ekor sapi.Temuan kasus wabah PMK pada hewan pertama kali dilaporkan di Jawa Timur. Saat ini, wabah PMK sudah ditemukan juga di sejumlah daerah di Tanah Air.Padahal, sebelumnya Indonesia sudah dinyatakan bebas PMK pada 1986 dan mendapatkan pengakuan internasional pada 1990.

Berbagai  upaya telah dilakukan untuk mencegah penyebaran  penyakit mulut dan kuku (PMK). Sulawesi Barat, layaknya seorang dokter hewan  Majene, memberikan pemeriksaan kesehatan penyakit mulut dan kuku pada sapi  milik warga. Dokter juga mengedukasi petani dan pedagang untuk melapor ke Puskesmas jika menemukan hewan terinfeksi wabah PMK.

 Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengimbau warga  tidak panik dengan  virus PMK pada hewan. Ia memerintahkan jajarannya untuk segera menangani wabah PMK. Menteri Syahrul juga optimistis wabah PMK tidak akan mempengaruhi permintaan sapi pada periode Idul Adha mendatang.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun