Mohon tunggu...
Kishan Raj
Kishan Raj Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Sepakbola Indah

Sepakbola selalu menceritakan kisah

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Final Liga Champions: Perburuan Titik Kulminasi Juara Eropa

8 Juni 2023   12:51 Diperbarui: 9 Juni 2023   09:00 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Final Liga Champions 11 Juni 2023,  di Stadion Ataturk Olimpiade, Istanbul | Foto:UEFA Champions League web

Final Liga Champions sekali ini layak disebut sebagai final mengukir sejarah. Bagi klub sepakbola di Eropa menjadi juara Liga Champions adalah sebuah pencapain puncak sebagai tim terbaik sekaligus pengakuan sebagai juara Eropa. 

Setiap pencapaian juara kompetisi lainnya akan terasa kurang rasa garam bila tidak pernah meraih Piala Liga Champions. Seperti yang diakui oleh Pep Guardiola, "Kami  sudah melalui banyak musim yang luar biasa, lima gelar Liga Inggris, dua Piala FA, Piala Carabao tetap kami harus menjuarai Liga Champions untuk diakui." Memang rasanya seperti galau bila tidak meraih si Piala Kuping Lebar ini.  

Pemain Kevin De Brunye  berpendapat, "Waktu 90 menit tidak akan menentukan kesuksesan seorang pemain. Satu laga 90 menit dari 600 pertandingan lainnya tidak akan menentukan keseluruhan karier pemain". Ucapan KdB ada benarnya, namun dalam sepakbola pragmatis Piala yang menentukan kesuksesan sebuah tim. 

Makin banyak mengumpulan piala maka makin sukses timnya. Ukuran keberhasilan tim sekarang adalah trofi bukan sekedar permainan cantik dan indah saja. 

Skema formasi yang sering dipakai Pep adalah 3-2-4-1, skema ini berhasil menyalip pimpinan klassemen Arsenal dan menjuarai Liga Inggris di beberapa pekan terakhir begitupun saat di final Piala FA, Kapten Gundogan berhasil menjaring dua gol ke gawan David De Gea dari luar kotak penalti. 

Manchester City menggandalkan empat gelandang Kevin De Brunye, Rodri, Gundogan, Bernardo Silva serta Jack Grealish, formasi ini mulai dijalakan sejak Januari saat mengalahkan Chelsea dan seiring dengan waktu, City nyaman dengan pola ini. 

Permainan Box to Box sungguh menarik dan menjadi tren. Dua bek tangguh  Nanthan Ake dan Kyle Walker dibantu Ruben Dias dan John Stones solid mengawal pertahanan City  serta penyerang robot Haaland  menjadi mesin gol bagi pasukan Pep untuk meraih Treble Winners yang diimpikan. 

Pep masih memiliki pilihan lain yaitu, Julian Alvarez, Phil Foden serta Riyad Mahrez. Hanya satu kebiasaan Pep, ia sepertinya enggan dan sering terlambat mengganti pemain, pilihannya atas Starting XI harus siap bertarung selama 90 menit.

Manchester City siap berangkat menuju Istanbul dengan kepercayaan diri yang tinggi | Foto: Skysports Premier League
Manchester City siap berangkat menuju Istanbul dengan kepercayaan diri yang tinggi | Foto: Skysports Premier League

Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi  lebih menyukai pola 3-5-2, ia memiliki penyerang tangguh pada diri Lautaro Martinez dan Lukaku, Nerazurri juga miliki gelandang enerjik, Nicolò Barella, Henrikh Mkhitaryan bek kiri eksplosif Federico Dimarco serta penyerang Joaquín Correa  dan pemain senior Edin Džeko.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun