Mohon tunggu...
Mufaridah Fauziah
Mufaridah Fauziah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Let's start

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Mendampingi Anak Sekolah Daring

30 Juli 2020   07:00 Diperbarui: 30 Juli 2020   07:12 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun ajaran baru telah berlangsung, namun masa pandemi belum berakhir. Walaupun Indonesia-katanya-memasuki masa new normal, angka penderita Covid-19 belum menurun. Oleh karena itu, sekolah pun masih mengambil kebijakan untuk melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring. Begitu pula dengan Sekolah Dasar (SD) baik negeri maupun swasta.

Para guru berusaha berbagai cara dan sistem pembelajaran agar para siswanya dapat belajar dengan baik walaupun secara daring. Selalu aktif di grup WhatsApp, KBM tatap muka menggunakan Zoom, Google meet, dll., memberikan tugas agar anak dapat mengulang, membaca, atau pun sebagai bahan evaluasi materi, bahkan melibatkan orang tua siswa. Akan tetapi, pembelajaran masih tetap saja mendapatkan berbagai hambatan.

Bunda sebagai orang tua yang memiliki anak usia SD, tentu hal ini menjadi kecemasan tersendiri dan mendapatkan banyak rintangan. Jika biasanya cukup mendampingi anak ketika mengerjakan pekerjaan rumah, kini kegiatan belajar anak pindah seluruhnya ke rumah. Bagaimana anak merasa bosan, kesulitan, tidak fokus, atau bahkan tidak mau belajar. Berikut ini beberapa tips yang dapat Bunda lakukan untuk mendampingi anak dalam belajar.

1. Persiapkan Alat Pendukung
Belajar kini alat utamanya bertambah, bukan hanya alat tulis tetapi juga gadget sebagai penghubung antara siswa dan guru. Maka dari itu gadget, handphone ataupun laptop yang terhubung ke internet perlu disiapkan. 

Jika pembelajaran akan menggunakan media tatap muka atau video, pastikan Bunda mematikan pop up notifikasi yang biasanya muncul otomatis dilayar. Hal ini mungkin hal kecil tetapi jika notifikasinya banyak akan mengganggu fokus anak dalam belajar.

Walaupun media utamanya berupa gadget, bunda jangan melewatkan untuk membantu atau mengingatkan anak untuk menyiapkan alat tulis juga ya. 

Selain untuk mencatat hal-hal penting dan tugas-tugas, dengan membawa alat tulis memberikan motivasi tersendiri bagi anak untuk belajar. Membuat anak lebih merasakan here and now bahwa ia sedang belajar, perasaan ini akan membantunya untuk lebih fokus.

2. Persiapkan Tempat
Salah satu perbedaan yang sangat terasa antara sekolah biasa dan daring adalah tempat. Kini, anak tidak pergi ke sekolah. Lalu, kenapa? Sekolah belum tentu lebih nyaman daripada rumah kan? Iya bunda. 

Akan tetapi, persepsi anak tentang rumah jelas berbeda dengan sekolah. Jika ke sekolah, persepsi di otaknya sudah tentang belajar. Sehingga secara sadar ataupun tidak, anak akan mempersiapkan dirinya untuk belajar. Tetapi "rumah", tidak secara otomatis membuat persepsi belajar di dalam otak anak, walaupun dia sudah diberitahu bahwa sekarang waktunya sekolah.

Selain itu, anak terbiasa belajar bersama teman-temannya. Walaupun teman-teman tidak membantu belajar secara langsung tetapi kehadiran mereka membawa semangat bagi anak. Ia tidak merasa sendirian dan merasakan ada orang-orang yang keadaannya sama dengan dirinya.

Seperti sakelar yang merubah anak dari mode biasa ke mode belajar. Pergi ke sekolah menjadi tombol otomotis yang memencet sakelar anak untuk berubah ke mode belajar. Maka kini, bunda harus membantu anak agar tombol sakelarnya dapat dipencet.

Sumber: unsplash.com
Sumber: unsplash.com
3. Start dengan Baik
Jika balap lari, para atlet akan bersiap dengan posisi ancang-ancang. Start jongkok untuk jarak pendek, start berdiri untuk jarak jauh, dan mereka akan fokus penuh ke satu arah sebelum aba-aba dimulai diberikan. Untuk belajar, dibutuhkan fokus dan kerja otak yang tidak sederhana. Maka dari itu kita harus memulainya dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun