Mohon tunggu...
kirana saraswati
kirana saraswati Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro angkatan 2017

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manfaatkan Sampah yang Menumpuk di Tengah Wabah, Mahasiswa KKN Undip Berikan "Alat Tempur" Virus Corona

12 Agustus 2020   10:59 Diperbarui: 12 Agustus 2020   11:19 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Penyerahan ketiga unit alat cuci tangan dari barang bekas kepada Ketua RT004/RW013, Pondok Benda, Pamulang (Dokpri)

Pamulang, Tangerang Selatan -- Sampai saat ini (7/8/20), jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia masih melonjak hingga mencapai lebih dari 100 ribu kasus. Berbagai dampak pun timbul seiring dengan penerapan kebijakan protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah, mulai dari ekonomi yang menurun, pendidikan yang sulit diakses, kegiatan sosial yang terbatas, dan yang tak kalah penting adalah dampak lingkungan akibat pandemi. 

Sampah rumah tangga yang menumpuk adalah salah satunya. Meningkatnya kegiatan di dalam rumah menyebabkan sampah kian menumpuk, dari mulai sampah plastik sedotan, botol, kemasan makanan, hingga sampah organik yang berasal dari kegiatan masak-memasak. Hal ini menimbulkan masalah lingkungan sekitar karena dapat mengganggu kualitas lingkungan, kenyamanan, dan keindahan.

 Dampak tersebut juga dirasakan oleh warga RT004/RW013 Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan. Masalah ini diperparah dengan tidak adanya kesadaran masyarakat setempat dalam memilah sampah sesuai jenisnya, sehingga sampah dicampur dan dibuang begitu saja tanpa diolah. 

Kirana Putri Saraswati (20), mahasiswa jurusan Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro, kali ini melaksanakan KKN di wilayah sendiri yakni di RT 004/RW013 Pondok Benda, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan secara mandiri. Melihat masalah yang terjadi di RT 004/RW013, Kirana berinisiatif untuk mengolah sampah baik organik maupun anorganik untuk dijadikan produk yang bermanfaat. 

Terdapat 2 program utama yang dilaksanakan oleh Kirana yakni membuat alat cuci tangan dari barang-barang plastik bekas sekaligus edukasi cara mencuci tangan yang baik dan benar serta sosialisasi warga mengenai cara membuat Kompos Takakura yang terbuat dari sampah organik. Kegiatan KKN Tim II Undip periode 2020 ini berlangsung selama 45 hari dimulai dari 5 Juli -- 15 Agustus 2020 secara semi daring. 

Program alat cuci tangan dilaksanakan mulai dari tanggal 9 Juli - 18 Juli 2020. Dengan memanfaatkan barang-barang bekas seperti jirigen bekas, botol bekas, sedotan bekas, keran plastik bekas, Kirana berhasil membuat 3 unit alat cuci tangan berikut dengan tempat sabun dan instruksi cara mencuci tangan yang ditempelkan pada alat ke 3 titik potensi penularan atau tempat berkumpul RT004/RW013 yaitu warung, toko sembako, dan jalan lalu-lalang. 

Penyerahan alat cuci tangan dilakukan pada hari Sabtu (18/7) di salah satu titik penempatan alat kepada warga RT yakni ketua RT dan 4 warga lainnya. Selain itu, Kirana juga melakukan sosialisasi cara mencuci tangan yang baik dan benar kepada seluruh warga RT004/RW013 secara daring melalui grup WhatsApp RT dan PKK dalam bentuk poster dan video interaktif.

Program kedua dilaksanakan oleh Kirana pada minggu keempat KKN yakni pada hari Minggu (2/8) bertempat di kediaman Kirana selaku penyelanggara acara. Untuk memenuhi protokol kesehatan, Kirana hanya mengajak 5 pengurus PKK dan Ketua RT untuk menghadiri sosialisasi. Peserta sosialisasi diwajibkan untuk memakai masker dan mencuci tangan terlebih dahulu di tempat cuci tangan yang telah disediakan sebelum memasuki area sosialisasi. 

Tempat duduk yang disediakan pun berjarak antara satu sama lain agar tetap aman. Kirana memanfaatkan alat dan bahan seperti keranjang berongga, kardus, starter mikroorganisme, sekam, dedak dan kain hitam untuk mengurai sampah organik dapur menjadi pupuk kompos. Warga sangat antusias dalam menjalani acara ini dilihat dari banyaknya pertanyaan yang terlontar pada sesi tanya jawab. 

Kirana juga melakukan sosialisasi secara rumah ke rumah mengenai pentingnya memilah sampah dan menerapkan gaya hidup 5R (Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Rot). Terakhir, Kirana juga mensosialisasikan proses pembuatan Kompos serta membagikan buku panduan mengenai Kompos Takakura ke seluruh pengurus PKK RT004/RW013 Pondok Benda secara daring melalui grup WhatsApp PKK RT sehingga pengurus lainnya juga dapat mengaplikasikan pembuatan kompos metode Takakura untuk mengolah sampah dapur sehari-hari.

Gambar 2. Sosialisasi pembuatan Kompos Takakura kepada kader PKK RT004/RW013 (Dokpri)
Gambar 2. Sosialisasi pembuatan Kompos Takakura kepada kader PKK RT004/RW013 (Dokpri)

Gambar 3. Peserta sosialisasi kompos Takakura (Dokpri)
Gambar 3. Peserta sosialisasi kompos Takakura (Dokpri)

Warga mengaku terbantu dengan adanya program kegiatan KKN ini. "Kami sebagai warga RT004 sangat terbantu dengan adanya alat cuci tangan dan edukasi tentang kompos ini terutama di tengah pandemi seperti sekarang ini, semoga bisa bermanfaat baik untuk pencegahan virus corona dan untuk peningkatan kebersihan lingkungan di sini", ujar Ketua RT004/RW013 Pondok Benda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun