Mohon tunggu...
Kirana Micarina
Kirana Micarina Mohon Tunggu... -

Karena di mata Tuhan, perempuan dan laki-laki adalah sama derajatnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perempuan Berjilbab Antara Agama dan Fashion

15 Juli 2015   13:53 Diperbarui: 15 Juli 2015   13:53 4663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kasus:

Ketika berjilbab menjadi suatu trend fashion dikalangan masyarakat.

 

Analisis:

Islam pada dasarnya menganjurkan umatnya untuk menjaga, memelihara dan menutup auratnya terutama bagi kaum perempuan. Biasanya, menutup aurat dilakukan dengan menggunakan pakaian yang sopan dan layak serta dapat menutupi seluruh bagian anggota tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki terkecuali muka dan kedua telapak tangan, menggunakan jilbab hingga menutupi dada dan menggunakan pakaian yang dapat menutupi bentuk atau lekuk tubuh. Berjilbab merupakan salah satu ciri khas dari ajaran agama Islam yang digunakan khusus bagi kaum muslimah. Cara berpakaian seperti ini lah yang membentuk citra diri Islam dalam masyarakat dan menjadikannya suatu identitas diri akan eksistentsi agama Islam dalam masyarakat luas. Hal ini dilakukan selain untuk menutup aurat juga bertujuan untuk membangun ahlak yang mulia sesuai dengan ajaran Islam yang syar’i.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern telah terjadi pergeseran makna akan penggunaan jilbab bagi kaum muslimah dalam Islam. Hal ini dikarenakan masuknya pengaruh modernisasi dari negara luar khususnya dari negara bagian Timur yang rata-rata penduduk muslim wanitanya menggunakan jilbab dan sekarang menjadi kiblat bagi kaum muslimah yang menggunakan jilbab. Dimana tujuan utama berjilbab bukan lagi untuk menutupi aurat, tetapi dijadikan suatu trend fashion baru dikalangan masyarakat. Fashion merupakan sebuah gaya atau tren yang mencakup penampilan.

Hal tersebut dapat terlihat dari cara penggunaan jilbab yang banyak dilakukan sekarang ini, dimana mengenakan jilbab hanyalah sebatas menutupi kepala saja dengan bentuk-bentuk balutan kerudung yang unik bahkan rumit. Fenomena fashion seperti ini menjadi sangat populer dikalangan para pengguna jilbab yang sekarang disebut dengan “hijabers”. Hijabers seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah sebuah trend fashion terbaru yang saat ini sangat poluler diberbagai kalangan. Hijabers terkenal dengan gayanya yang unik, menggunakan jilbab dengan berbagai jenis model dan memodifikasikannya dengan mengenakan pakaian, sepatu dan aksesoris yang membuatnya terlihat semakin fashionable.

Hijabers menjadi begitu sangat terkenal dan telah membentuk suatu komunitas baru dalam masyarakat yang disebut Komunitas Hijab khususnya di Indonesia. Komunitas adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan dan kepentingan yang sama, atau pun hobi atau kesukaan yang sama. Komunitas hijab ini merupakan suatu komunitas yang dimana didalamnya terdapat sekumpulan muslimah yang mengaplikasikan cara menggunakan hijab atau kerudung dengan gaya yang unik dan mengikuti trend, supaya terlihat lebih modis. Faktanya hampir di setiap kota di Indonesia apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya terdapat ratusan Komunitas Hijab yang terkumpul dalam satu kota. Belum lagi di kota-kota kecil seperti Purwokerto pun Komunitas Hijab telah menjamur membangun komunitas-komunitas hijaber tersendiri.

Karena keunikannya itu lah, hijab fashion ini menjadi begitu pesat perkembangannya. Hal ini dapat terlihat jelas dengan adanya pertumbuhan toko-toko baju baru yang menyediakan berbagai macam jenis pakaian dan kerudung dengan motif-motif yang beragam. Belum lagi para hijabers yang berkeliaran di jalan. Sebagai contoh di kampus FISIP Unsoed sendiri banyak perempuan berjilbab yang mengaplikasikan fashion hijab ini dengan gaya yang unik dan modis.

Namun, yang perlu dipertanyakan tentang hijabers ini adalah sesuai atau tidaknya cara penggunaan kerudung yang mereka gunakan dengan nilai-nilai yang ada dalam ajaran agama Islam dan apa yang menjadi tujuan utama dalam penggunaan jilbab tersebut. Jika dilihat dari sudut pandang agama, Islam memang menganjurkan umat perempuannya untuk menggunakan jilbab, namun penggunaan jilbab yang diajarkan dalam Islam yakni menggunakan jilbab sampai menutupi dada dan tidak menyerupai bentuk tubuh. Sedangkan jika dilihat dari cara berpakaian hijabers, jilbab yang dikenakan hanya sebatas menutupi kepala saja hingga kehadiran para hijabers mendapat respon negatif dari masyarakat luas. Namun, mereka menyangkalnya dengan meyakini diri mereka sendiri bahwa apa yang mereka kenakan tetap menutupi aurat dengan gaya yang fashionable dan tetap  sesuai dengan syariat agama.

Kini, jilbab bukan lagi sesuatu yang dapat dikatakan “sulit” untuk menggunakkannya karena makna esensi dari penggunaan jilbab itu telah tergeser yakni telah menjadi trend fashion. Esensi penggunaan jilbab saat ini tidak hanya dipandang dari sudut agama saja, namun dilihat dari sisi fashion yang unik dan modis. Selain terjadi pergeseran dalam bentuk penggunaan akan jilbab, dampak lain yang terjadi dalam masyarakat adalah mulai tergesernya citra diri perempuan berjilbab. Saat ini perempuan berjilbab dengan gaya yang modis (hijabers) secara perlahan telah mengubah konstruk masyarakat tentang perilaku atau kebiasaan yang dilakukan perempuan berjilbab dan membedakan antara penggunaan jilbab yang sewajarnya atau biasa saja dengan yang bergaya modis. Hal ini dapat terlihat dari bagaimana para perempuan berjilbab atau para hijabers berperilaku dalam lingkungan masyarakat, ditambah lagi dengan adanya komunitas-komunitas hijab yang memberikan wadah bagi mereka supaya tetap eksis didalam masyarakat.

Dahulu, perempuan berjilbab lebih dipandang masyarakat sebagai sosok yang rajin beribadah, namun sekarang tidak lagi demikian. Sebagian besar masyarakat saat ini beranggapan bahwa hijabers hanyalah dampak dari mode fashion, mengenakan jilbab hanya untuk mengikuti trend saja bukan lagi karena alasan yang berdasarkan agama. Hal lain yang mendukung konstruk masyarakat menjadi seperti itu adalah dari perilaku hijabers yang saat ini lebih sering terlihat di mall-mall atau di cafe-cafe bukan lagi ditempat ibadah. Selain itu, perilaku konsumtif yang melekat pada hijabers juga semakin mendukung pergeseran makna akan perempuan berjilbab. Menghilangkan citra perempuan berjilbab yang sederhana dan tidak melebih-lebihkan sesuatu.

Dari pembahasan contoh kasus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kini agama tidaklah menjadi hal yang begitu sakral, dalam artian ketika fashion telah mengambil alih simbol-simbol dalam agama yang seharusnya menjadi identitas dari penerapan nilai dan ajaran agama itu sendiri, hakekat ajaran agama menjadi lebih terbelakang. Dalam hal ini, agama membawa suatu perubahan sosial dalam masyarakat baik bersifat positif atau negatif sekalipun. Karena pada dasarnya agama memiliki beberapa fungsi yang dijalankan dalam masyarakat. Fenomena hijab fashion ini jika dilihat dari perspektif fungsional merupakan salah satu dampak keagamaan yang diberikan ke sistem sosial yang ada. Dan seharusnya agama bisa meningkatkan kontrol terhadap perilaku individunya apalagi pada kaum Islam yang begitu menunjukan identitas ke Islamannya atau bahkan fanatik.

 

Daftar Pustaka:

Baker, Abu. 1996. Islam dalam Perspektif Sosiologi Agama. Titian Ilahi Press.

Achmad Zainal. 2008. Agama dalam Perspektif Sosiologis.

Damar Iradat. 2012. Perempuan Berjilbab dalam Balutan Agama dan Fashion.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun