Mohon tunggu...
Kirana Kusuma
Kirana Kusuma Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar

Seorang perupa asal Kota Bandung yang menyukai menulis sebagai bentuk ekspresi dari pikirannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Harapan, Keinginan, Resolusi Tahun Baru, dan Mengapa Begitu?

12 Januari 2023   17:21 Diperbarui: 18 Januari 2023   02:15 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi resolusi tahun baru. (sumber: Unsplash via kompas.com) 

Untuk menjadi kaya dalam waktu cepat, untuk menaikkan status sosial, untuk menghidupi orang lain, untuk memiliki koneksi dengan orang lain, untuk menambah pengalaman, untuk terlihat produktif, untuk akhirnya merasa berguna, dan banyak argumen yang lebih spesifik lainnya.

Kita selalu memiliki tujuan ataupun arti dibalik seluruh keinginan kita, bahkan pada keinginan sespesifik dan sesepele mengapa kita lebih memilih Iphone ketimbang android pada era kini.

Kembali lagi, hal itu persoalan preferensi atau prioritas masing-masing, dan harapan-harapan personal ini tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun sebelum ternyata mengakibatkan dampak buruk pada orang lain.

Satu hal yang barangkali sering terlupakan atau dikesampingkan. Kita perlu mengetahui setiap tujuan dari harapan-keinginan yang kita miliki. 

Hal ini juga tidak sesederhana sekedar apakah hal itu akan memberikan dampak __ (kebaikan, kebahagiaan, nilai, kesejateraaan, dll) secara personal.

Tapi melibatkan kapabilitas dan batasan ego kita juga didalamnya. Kita akan tahu sampai titik mana keinginan itu harus diakhiri, dilupakan, atau dikeluarkan dalam goal list. Menjadi realistis dan rasional terhadap angan-angan.

"Wah, bukannya ini sama saja dengan mematikan mimpi dan harapan yang menjadi hak setiap orang?"

Ya, tentu saja. Tapi bukannya itu kenyataan yang harus diketahui semua orang sejak awal? Menjadi idealistis saja sudah bagus. Tapi ada beberapa hal yang sekiranya terjadi, jika kita terlalu terpaku terhadap harapan, keinginan  cita-cita.

1. Tanpa pemilahan dan menyatakan tujuan dari keinginan, kita jarang membedakan apakah keinginan itu bersifat nafsu sementara (lust) atau sesuatu yang menjadi dambaan dari dulu.

2. Dengan sifat bawaan manusia yang tidak pernah merasa cukup, ada banyak keinginan yang mengantri, kita perlu tahu keinginan mana yang layak dan baik diperjuangkan, jangan sampai ketika kita mendapatkan sesuatu yang kita inginkan dengan cepat hal itu dihempas kembali.

3. Dengan mengidentifikasi keinginan berdasarkan tujuan, kamu akan mengetahui jalan pintas dalam menghasilkan makna/perasaan yang sama dengan mengubah bentuk keinginannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun