Mohon tunggu...
Politik

Demokrasi di Sosial Media

28 Oktober 2017   00:08 Diperbarui: 28 Oktober 2017   00:15 3462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://www.simplilearn.com

Akhir-akhir ini, perkembangan demokrasi di Indonesia patut diapresiasi. Orang-orang awam semakin terbuka akan kinerja pemerintah dan mampu menyampaikan pendapatnya secara terbuka melalui media sosial yang semakin mudah diakses oleh seluruh kalangan masyarakat. Lembaga pemerintah dan petahana-petahana semakin gencar menggunakan sosial media untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat. Hal ini tentunya berdampak baik bagi perkembangan negara kita ini. Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai berkaitan seiring dengan banyaknya aliran informasi yang kita terima.

Sudah sangat banyak berita bertema politik yang tersebar di sosial media. Yang mengejutkan bagi saya adalah, berita-berita tersebut ditulis dari banyak sudut pandang yang saling berlawanan. Salah satu berita yang saya baca akhir-akhir ini adalah mengenai aksi demonstrasi untuk memperingati 3 tahun masa kerja Jokowi-JK yang dilakukan oleh para mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. 

Dalam salah satu artikel, dengan tegas disampaikan bahwa pelaksanaan demonstrasi tersebut diwarnai dengan adanya ketidakadilan yang dibuktikan dengan adanya kericuhan dan aksi yang dianggap tidak sepatutnya dilakukan oleh oknum kepolisian kepada para mahasiswa, salah satunya adalah penahanan 16 mahasiswa yang beberapa diantaranya diduga melakukan pelanggaran terhadap Pasal 216 dan Pasal 218 KUHP tentang tidak mematuhi perintah petugas kepolisian. Sementara itu, dalam artikel lain, saya menemukan penjelasan yang sepenuhnya bertolak belakang. Penulis artikel tersebut menuliskan dengan rinci pembelaannya terhadap pihak kepolisian, misalnya mengenai alasan pembubaran paksa yang diilakukan saat demonstrasi berlangsung.

Dari kedua artikel tersebut, saya melihat sesuatu yang perlu kita sadari bersama. Seluruh artikel mengenai politik yang sering kita baca di sosial media pasti mencakup 2 hal, yaitu kasus yang terjadi dan sudut pandang penulis, yang terkandung dalam penjelasan mengenai kasus tersebut dan kritik serta saran yang dikemukakan penulis. Sama halnya dengan kedua artikel yang saya baca. Kedua artikel tersebut ditulis dengan bahasa dan penjelasan yang sangat meyakinkan dan mengandung unsur provokatif yang digunakan untuk menarik pembaca agar berada di sudut pandangnya.

Beberapa artikel lain yang saya baca mengemukakan fakta-fakta yang secara sekilas terlihat seragam, namun sebenarnya dengan penulisan bahasa yang berbeda, menimbulkan penafsiran yang berbeda, yang akhirnya akan menghasilkan sudut pandang yang berbeda. Saya juga membaca beberapa artikel mengenai ketidakseimbangan proporsi dan topik berita yang disajikan oleh 2 stasiun televisi besar Indonesia yang diduga karena masing-masing pemimpin/pemilik perusahaan stasiun televisi tersebut berada di sudut pandang dan berada di pihak politik yang berbeda.

Ini merupakan hal yang baik, namun juga bisa berakibat buruk. Sisi baiknya adalah, kita sebagai pembaca semakin terdorong untuk berpikir kritis dan menyuarakan pendapat kita mengenai apa yang terjadi di sekitar kita dan hal ini penting untuk perkembangan demokrasi Indonesia. Di sisi lain, jika kita sebagai pembaca kurang berhati-hati dan bijak, kita bisa saja terbawa ke salah satu pihak tanpa melihat dari sudut pandang lainnya, yang jika dibiarkan terjadi terus menerus akan 'menyesatkan' demokrasi Indonesia karena pembaca hanya menerima dan membagikan apa yang diterimanya, tanpa menimbang benar atau tidaknya informasi tersebut. 

Hal ini bisa memicu perpecahan antar kelompok, permusuhan di sosial media yang ditandai dengan munculnya ujaran kebencian (hate speech), bahkan debat kusir. Beberapa hal inilah yang akan mengaburkan batas antara fakta dan opini, yang akhirnya akan mempersulit pembaca untuk memahami makna sesungguhnya dari artikel yang ditulis dan mengerti keadaan yang sebenarnya.

Dalam artikel ini, saya ingin mengajak Anda untuk menjadi pembaca yang bijak. Telusuri kebenaran fakta dalam berita yang Anda baca di sosial media/media cetak/televisi. Pertimbangkan dahulu sebelum Anda membagikan apa yang Anda terima dari media-media tersebut dan berhati-hatilah saat menceritakan ulang sebuah kasus beserta penjelasannya, karena penjelasan yang berbeda akan menimbulkan persepsi berbeda oleh pendengar Anda. 

Sekali lagi, di era globalisasi ini, media komunikasi menjadi bagian esensial dan salah satu penggerak masyarakat. Sebelum Anda membagikan sesuatu, tanyalah pada diri Anda sendiri, apakah hal yang akan Anda bagikan tersebut benar? Apakah itu baik untuk pembaca? Apakah itu akan berguna? Apa yang Anda tuliskan, ceritakan, dan bagikan bisa berpengaruh besar terhadap dunia komunikasi Indonesia. Mari membangun demokrasi Indonesia yang sehat!

Referensi:

http://www.bbc.com

https://www.kompasiana.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun