Mohon tunggu...
kiprah uniga
kiprah uniga Mohon Tunggu... Jurnalis - KIPRAH UNIGA

KOMUNITAS PENA MERAH UNIVERSITAS GAJAYANA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memeluk Erat

23 Maret 2021   10:50 Diperbarui: 23 Maret 2021   11:18 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karya : Gusti Ayu Gita 

        

          "Menginap disini saja nak, temani ibumu sebelum kau dipinang dan bukan lagi jadi anak gadis ibu" itu adalah kata termanis yang diucapkan oleh ibu sebelum aku berada di tempat yang menjijikkan ini.

          "Dasar jalang kau!" belum puas memaki, ku terjang wanita yang tubuhnya tak tertutupi sehelai benang dengan kalap. Kutarik rambut merahnya tanpa ampun lalu kubenturkan kepalanya ke dinding hingga ia menjerit kesakitan.

"Heh jalang! Berapa banyak kau dibayar Dika untuk memuaskannya?"

"Aku membencimu Shopie" desis jalang itu.

"Kutanya berapa kau dibayar, jangan sebut namaku lewat mulutmu yang kotor itu, aku tak sudi".

"Kau tahu, Dika hanya terus mempermainkanmu, menikahimu sebulan lalu meninggalkanmu dan kembali kepadaku. Dia hanya tertarik denganmu bukan mencintaimu! Kau tak lebih..." belum selesai ia bicara tanganku sudah terlebih dahulu mendarat di pipi mulus Rima.

          Plakk...

         "Bangsat! Diam kau jalang! Dasar tak tahu diri! Lihat dirimu yang melelang tubuhnya ke pria yang tujuh hari lagi akan menjadi suamiku! Mana harga dirimu dasar jalang! Cuih!" aku meludah dan tepat jatuh dipipi sebelah kanan jalang itu. Sebelum ia sempat meneriakiku atau mungkin saja menarik rambutku, ku siram tubuhnya dengan cokelat panas yang kubawa untuku dan Dika.

         "Ku balutkan tubuhmu dengan cokelat panas biar tak repot-repot untuk memakai kain saat keluar kamar ini" kataku lalu beralih ke pria yang tengah sibuk memakai celana panjangnya. "Tak usah sibuk menutupi tubuhmu, untuk sekedar meliriknya pun aku tak sudi! Dengar ini bedebah, aku memang mencintaimu, tapi ternyata kisah cintaku salah. Melihatmu sedang bersetubuhan dengan jalang itu membuatku perih, jika kau hanya mempermainkanku, maka kau sudah jadi pemenangnya, kau berhasil memuatku jadi budakmu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun