Mohon tunggu...
Jayanto Nanoc
Jayanto Nanoc Mohon Tunggu... Wiraswasta - Meski perih pedih di depan majulah walaupun kau lelah kau hancur jangan pedulikan betapa sakitmu

Semangat rek!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

2 Pilihan Antara Idealis dan Kenyataan Hidup

14 Oktober 2020   19:34 Diperbarui: 22 Oktober 2020   16:23 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by reqnews.com

Salah satu keterampilan yang paling sulit namun berguna adalah kemampuan untuk menyeimbangkan pikiran idialis kamu dengan kenyataan.

Intinya adalah kamu memiliki optimisme tentang masa depan kamu tetapi lihatlah keadaan masyarakat, lingkungan kamu, dan keadaan kamu.

Banyak dari kenyataan ini berada tepat di depan hadapan kamu. Tetapi secara intuitif, kamu tahu itu benar adanya, tetapi menghadapinya secara langsung akan membuat kamu tidak nyaman.

Keberhasilan atau kegagalan dalam hidup berasal dari ketidaknyamanan yang kamu pilih.

Artinya kamu bisa memilih ketidaknyamanan dalam menghadapi kenyataan atau membuat keputusan untuk berubah, dengan melakukan adaptasi untuk memulainya. Kamu juga dapat memilih ketidaknyamanan dalam situasi kamu, berbohong kepada diri sendiri, dan membuat alasan untuk menjahui ketidaknyamanan tersebut.

Pilihan ada padamu. Dalam pengalaman saya, dan dari apa yang telah saya amati, menghadapi ketidaknyamanan di awal bisa terasa mengerikan dalam waktu jangka pendek, tetapi bermanfaat dalam jangka panjang. Dan dengan menghindari kebenaran akan mengurangi ketidaknyamanan dalam jangka pendek, tetapi hal itu selalu muncul kembali dan bertahan sampai kamu melakukan sesuatu hal yang diluar kendalimu.

Lihatlah kebenaran kenyataan secara teknis itu adalah pendapat saya. Kamu bebas untuk tidak setuju dengan lingkungan kamu sekarang. Namun, sebelum kamu melakukannya, cobalah untuk melihat diri kamu dan situasi kamu secara jujur untuk menentukan apakah kamu  benar-benar tidak setuju dengan saya, atau kamu hanya bersembunyi dari kenyataan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun