Mohon tunggu...
kingkin kts
kingkin kts Mohon Tunggu... Akuntan - antropogenik

Seorang akuntan biasa yang tiap sore pulang ke Pamulang. Selain bergelut dengan transaksi, saya adalah penikmat seni, humaniora, dan pelahap Mie Ayam yang sedang merindukan kampung halaman Jogja Lantai Dua (Gunungkidul)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jangan Sisakan Makanan di Tengah Banyak Sisa Populasi Manusia Kelaparan!

8 Februari 2020   16:24 Diperbarui: 9 Februari 2020   18:19 3911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sisa sampah dari limbah makanan. (Photo by Emmet from Pexels)

Di tilik dari peringkat makanan pokok di dunia, nasi yang biasa kita buang adalah tanaman surga bagi sebagian penduduk dunia. Sayuran yang kita gak doyan juga mengandung bermacam-macam mineral dan vitamin yang bagus buat tubuh, eh malah disingkirkan. Mending yang dibuang cinta yang tak kembali aja hehe.

Mengutip wejangan dari Khalid S, dkk (2018) dalam Journal of Cleaner Production, 1/3 dari makanan yang diproduksi untuk konsumsi manusia terbuang sia-sia.

Padahal 1 miliar orang di dunia menderita kelaparan dan kekurangan gizi. Mengurangi limbah makanan artinya memberikan manfaat kepada lingkungan dan sosial.

Limbah yang semakin sedikit akan mengurangi biaya pengolahan makanan karena konsumsi kita tidak banyak-banyak amat, mengurangi emisi yang dihasilkan oleh makanan sisa, dan mengurangi impor makanan. Yth. BPS saja menyatakan pada tahun 2018 saja Indonesia mengimpor beras sebanyak 2,25 juta ton, wah lama-lama defisit anggaran dan pangan nih jika kita tidak hat-hati dalam mengkonsumsi pangan.

Sebagai homo humanus (makhluk berbudaya), manusia dapat memanfaatkan akal budinya untuk berpikir sebelum bertindak. Bahkan saking pinternya sapiens dibandingkan entitas yang lain, beberapa agama menobatkan manusia sebagai pemimpin di muka bumi.

Ya dengan kemampuannya merencanakan sesuatu, berpikir kedepan, dan melakukan abstraksi seharusnya belasan ton makanan yang berakhir menjadi sampah itu bisa dikurangi.

Dengan akal sehatnya, seharusnya manusia tak perlu gengsi untuk melahap habis makanan di piring. Daripada bingung, langsung aja berikut cara-cara meminimalisir limbah makanan:

  • Rencanaain permintaan sebelum pesan ke abang koki

Udah tau gasuka pedes, atau gak suka makan dengan porsi yang gede, atau menghindari sayuran-sayuran tertentu, ya bilang ke abangnya. Tidak usah sungkan mengungkapkan rasa keberatan atas makanan yang biasa disajikan pada tempat makan langgananmu.

Misalnya, tidak suka pedas, ya jangan pesan ayam geprek cabai 17. Penyaji pasti akan merasa kurang suka apabila makanan yang dihidangkan kepada pelanggan banyak yang tidak kemakan: Udah capek-capek masak sampai keringetnya netes di sayuran, eh mereka gak doyan makan.

Intinya komunikasikan apa yang menyebabkan kamu ga doyan makan kepada abang/mbak pramusaji atau pelayannya. Sambil mencuri kesempatan ngobrol banyak sama karyawan yang cantik/ganteng, gapapa lah. Dengan begitu, cost/biaya yang dikeluarkan oleh pemilik restoran tidak membengkak sia-sia, dan kita tetap menikmati makanan kesukaan kita.

  • Sepiring berdua

Yups, walau teknik ini terlalu mendramatisir (apalagi buat yang pacaran). Sepiring berdua sangat ampuh digunakan untuk menghindari makanan sisa dan sebagai metode untuk penghematan uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun