Mohon tunggu...
kingkin kts
kingkin kts Mohon Tunggu... Akuntan - antropogenik

Seorang akuntan biasa yang tiap sore pulang ke Pamulang. Selain bergelut dengan transaksi, saya adalah penikmat seni, humaniora, dan pelahap Mie Ayam yang sedang merindukan kampung halaman Jogja Lantai Dua (Gunungkidul)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jangan Sisakan Makanan di Tengah Banyak Sisa Populasi Manusia Kelaparan!

8 Februari 2020   16:24 Diperbarui: 9 Februari 2020   18:19 3911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sisa sampah dari limbah makanan. (Photo by Emmet from Pexels)

Kalau gak habis ya pesen setengah porsi aja. Jangan tinggalin sisa di piring! Sebuah perlakuan mengerikan pada makanan saat banyak masyarakat masih kekurangan nutrisi.

Sebagai mahasiswa tingkat akhir yang doyan wisata kuliner, tentu saya rajin meng "iya" kan ajakan kawan-kawan di grup WA dan Line untuk pergi ke angkringan, per-sate-an duniawi, atau mie ayam seputaran kampus. 

Ya kalau lagi ada duit banyak, bebek dan ayam goreng bakar yang agak jauh menjadi pilihan terbaik. Fastfood dan tempat makanan instan lain terpaksa saya tanggalkan, selain karena alasan kesehatan, makanan yang didominasi junk food itu jarang kami singgahi karena bikin dompet menjerit-jerit kesakitan. Ingat to gimana rasanya jerawat dipencet? Ya seperti itulah rasanya ketika duit lagi tipis tapi diajak makan mahal.

Dalam trilogi tatanan kehidupan masyarakat, kebutuhan primer manusia terdiri dari triple-S. Sandang (pakaian), pangan (makanan), dan papan (tempat tinggal). 

Walaupun pada abad 21 ini smartphone dan kuota penunjangnya menjadi kebutuhan primer keempat bagi para milenial yang sedang menyelesaikan push rank-nya ini. Siapapun butuh makan, yaiyalah, tiap hari makan, ketemu gebetan makan, ketemu mantan pacar makan, ketemu pacarnya mantan makan, dan setiap pertemuan kebanyakan pakai acara makan.

Ketika makanan sudah diantar mbak-mbak pramusaji, nafsu liar langsung bergejolak ingin segera mencicipi hangatnya hidangan yang disajikan. Jika dekorasi makanan dan warungnya instagramable dan dinilai "nyeni", pasti deh ada aja beberapa makluk yang melakukukan sesi pemotretan dan di upload ke insta story. 

Bukan foto-fotonya yang jadi masalah, tapi terkadang seusai makan, masih banyak sisa-sisa lauk dan nasi yang ditinggalkan di piring. Mungkin mereka pengen meninggalkan jejak kenang-kenangan atau mau menyindir pemilik restoran dengan tanda semiosis, atau nada-nada satire yang tak sempat untuk diucapkan secara gamblang dengan kalimat: Woy masakanmu kepedesan, nasinya kebanyakan.

Sisa makanan adalah masalah besar, karena fungsi utama makan bukan sebagai penunda lapar, tapi sebagai cara melanjutkan hidup. Eh situ malah buang-buang aja makanan alias menyisakan di piring. Padahal limbah makanan yang sengaja dibuang itu masih layak untuk dikonsumsi. 

Dikutip dari laman brilio.net, jumlah rata-rata sampah sisa makanan dalam setahun di Indonesia adalah 13 juta ton. Hal itu dipicu karena perilaku menyisakan makanan dalam piring ketika makan. Padahal, makanan 13 juta ton itu bisa menghidupi 28 juta penduduk Indonesia yang miskin.

Apa sih yang biasa disisain anak muda? Nasi atau sayuran. Makanan pokok (staple foods) seperti nasi adalah makanan paling banyak nomor 2 dikonsumsi penduduk dunia setelah jagung dan sebelum gandum. Beras dinikmati di sebagian belahan benua asia: asia tenggara, asia selatan, dan asia timur (wikipedia.org). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun