Mohon tunggu...
kingkin kts
kingkin kts Mohon Tunggu... Akuntan - antropogenik

Seorang akuntan biasa yang tiap sore pulang ke Pamulang. Selain bergelut dengan transaksi, saya adalah penikmat seni, humaniora, dan pelahap Mie Ayam yang sedang merindukan kampung halaman Jogja Lantai Dua (Gunungkidul)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Hidup Memang Absurd, Jangan Cemas Berlebihan!

2 Februari 2020   11:58 Diperbarui: 2 Februari 2020   12:56 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Desa Giring. Dokumen Pribadi

"Yups bisa jadi. Dan orang-orang menganggap memamerkan sesuatu di medsos itu normal-normal aja. Makannya biar keliatan normal, mereka sampai merelakan hidup yang sudah dijalani demi mencoba apa yang dilakukan orang lain. Tatanan sosial lah yang membentuk kita seperti itu. Selalu tidak mau ketinggalan dengan pencapaian orang lain. Akhirnya ikut-ikutan, eh padahal dirinya sendiri juga pusing mau menunjukan apa lagi ya? Gitu."imbuh mas Bambang.

"Terus saran buat aku gimana mas?" Tanyaku sembari menjaga mata ini agar tidak kebablasan tidur. "Ya hidup sesuai realitas aja, jalani semampunya tanpa perlu khawatir dengan apa yang dilakukan orang lain. Hiduplah pada hari ini, tetaplah eksis dengan apa yang kamu lakukan pada hari ini, jangan berharap berlebihan, nanti kalau kecewa sakit hlo. Karena hidup ini memang tidak normal, alias absurd, kamu bisa saja berpegang teguh pada ekspektasimu tentang hidup enak orang lain, padahal kamu belum tentu bisa menggapainya dan kenikmatan mereka bisa saja berbeda dengan kenikmatan versi kamu."

"Sekali lagi, jangan memaksakan untuk hidup normal, jalani apa adanya sesuai realitas yang terjadi." Tutup mas Bambang disaat mak Sugiman, owner angkringan itu mengambili gelas-gelas kosong kami.

"belum mau pada pulang guys? Jangan lupa bayar hlo," celetuk mak sugiman sambil sedikit mengerutkan dahi. "Mak, punyaku dibayarin Boni" teriak mas Bambang. Dengan wajah sedikit ketus tapi iklhlas aku pun mengeluarkan uang di kantong untuk membayari pesanan mas Bambang "iya-iyaa".

Tak terasa lampu-lampu taman mulai padam, parkiran motor seketika sepi dan tinggal kucing-kucing liar yang memunguti sisa-sisa ceker dibawah gerobak angkringan itu. Sesi mendengarkan ceramah yang sangat melelahkan, tapi aku mendapatkan hal baru yang sangat menyentuhku malam ini. Mas Bambang memutuskan untuk pulang duluan, katanya istrinya suka mengunci pintu bila pulang sampai larut malam. Yaudah, dibalik temaram lampu-lampu yang masih tersisa didepan parkiran motor, aku juga memutuskan untuk pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun