Mohon tunggu...
Kinasih Rusydah
Kinasih Rusydah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22 tahun

Semoga menjadi wanita yang mushlihah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kegiatan Bermanfaat di Sekitar Kita (Deradikalisasi)

31 Mei 2021   17:17 Diperbarui: 31 Mei 2021   22:48 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Baru-baru ini, deradikalisasi perlu dilakukan lebih sering lagi diberbagai wilayah. Deradikalisasi merupakan upaya untuk menetralisir paham-paham radikal melalui pendekatan interdisipliner, seperti hukum, psikologi, agama, ekonomi, pendidikan, kemanusiaan dan sosial-budaya bagi mereka yang dipengaruhi atau terekspose paham radikal atau prokekerasan. Implementasi dari kegiatan deradikalisasi ini dapat dilakukan dibanyak tempat, seperti kampus, pesantren, lapas, atau tempat-tempat lainnya yang biasanya dapat digunakan untuk melakukan kegiatan perkumpulan.

Deradikalisasi yang dilakukan di pesantren, sasarannya yaitu para santri yang menimba ilmu di pesantren tersebut. Biasanya, para santri yang mondok di suatu Pesantren itu tidak hanya berasal dari suatu wilayah atau 1 Provinsi saja, namun juga berasal dari berbagai Provinsi yang ada di Indonesia, atau bahkan juga ada dari beberapa pesantren yang memiliki santri yang berasal dari luar negeri. Begitupun juga dengan yang dilakukan di suatu kampus atau perkuliahan. 

Sedangkan kegiatan deradikalisasi yang dilakukan di lapas, sasarannya yaitu narapidana terorisme yang berada di dalam lapas dengan melakukan identifikasi, Rehabilitasi, Reedukasi dan Resosialisasi. Juga deradikalisasi yang dilakukan diluar lapas  sasarannya yaitu orang yang memiliki potensi radikal, mantan napi, keluarga dan jaringannya dengan melakukan identifikasi, Pembinaan Pengawasan Kebangsaan dan Agama serta Bina Kemandirian.

Biasanya, pembicara pada kegiatan deradikalisasi ini tidak hanya dari pihak kepolisian itu sendiri, namun juga melibatkan para tokoh kyai, dosen, profesor, atau orang-orang yang faham dengan deradikalisasi ini. Bahkan juga terkadang mantan terorisme juga menjadi salah satu pembicara pada kegiatan deradikalisasi untuk menjelaskan atau menceritakan bagaimana proses yang dilaluinya dulu dari sehingga menjadi terorisme. Sehingga peserta yang hadir pada kegiatan deradikalisasi tersebut lebih faham karena ada contoh konkritnya.

Contoh kegiatan deradikalisasi yaitu di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Mijen Semarang pada tanggal 24 April 2021 dengan tema "Safari Ramadhan Deradikalisasi Goes To Pondok Pesantren (Penanamann Moderasi Beragama). Kegiatan ini dihadiri oleh santri putra dan putri yang mondok di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Mijen, dengan  beberapa pembicara yaitu DR. K.H. Fadlolan Musyaffa', Lc., MA. selaku sebagai pengasuh Pondok Pesantren Fadhlul Fadlan Mijen, mantan terorisme, anggota kepolisian, dan lainnya. 

Kegiatan ini sebenarnya tidak hanya dilakukan di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan saja, namun juga diPondok Pesantren lainnya yang ada di daerah Semarang. Dari kegiatan ini, kita dapat mengetahui bahwa proses pendoktrinan radikalisme itu dilakukan secara bertahap, melalui kajian (liqa'), halaqah dan lainnya. 

Juga ada beberapa buku yang biasanya direkomendasikan oleh guru-guru yang ada di kajian itu contohnya baiat amal islamiyah. sedangkan untuk contoh dari bentuk tes ujiannya itu seperti lebih mementingkan sesuatu yang mungkin remeh dari pada bekerja atau kepentingan lainnya yang berhubungan dengan keluarga. Melalui kajian dan halaqah itu juga diajarkan cara menembak, membuat bom, mengebom, dan lain-lain.

kebanyakan orang yang menjadi teroris itu awalnya bukan karena memang aslinya teroris, namun mencari uang. Karena biasanya orang-orang tersebut diiming-iming dengan sejumlah uang yang banyak, atau juga dengan diberi baju, atau lainnya yang sekiranya memang sedang dibutuhkan oleh orang yang akan diajak. Pada dasarnya, radikalisme itu tidak ada dalam agama, tapi ada di pengikut agama, yang entah itu dilatar belakangi oleh politik, ekonomi, dan lain-lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun