Mohon tunggu...
Ngesti Setyo Moerni
Ngesti Setyo Moerni Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

Berusaha mengurangi yang berakibat rusaknya lingkungan, dimulai dari diriku sendiri dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Benalu Bambu dari Badui, Titipan Teman Sebelum Menghadap Ilahi

15 Mei 2016   12:13 Diperbarui: 15 Mei 2016   23:20 1721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman benalu bambu ini mempunyai arti khusus bagi penulis karena ada Amanah dari seorang teman tetapi juga tetangga depan rumah yang sedang sakit serius. Sebelum menghadapSang Maha Pencipta masih sempat memperhatikan nasib tanaman Benalu Bambuyang langka dari Badui sekitar dua tahun yang lalu.

Kenangan ini selalu melekat ketika menyiram dan merawat tanaman benalu bambu yang tergantung di teras atas belakang rumah, penulis selalu terngiang, kata-katanya serta terbayang ekspresi wajahnya saat menitipkan tanaman langka pemberian orang suku Badui dari Banten. Dan ketika menyiram tanaman penulis suka bergumam : “Hen, ini benalu Bambunya sudah besar dan subur” Entah paham entah tidak, dia sudah di Alam Barzakh.

Kemungkinan jika beliau tidak menitipkannya kepada penulis, pastinya tanaman tersebut sudah mengering dan dibuang ditempat sampah.

Teman ini seorang dosen, namun posisi ditempat kerjanya sudah menduduki puncak karier, dengan banyak embel-embel titel, dia adalah sarjana biologi ITB mengantongi S2 nya di Canada sesampainya ditanah air masih melanjutkan program pasca sarjananya di IPB dan lainnya, dimasa kuliah beliau aktif mendaki gunung menjadi anggota Mapala.

Bahkan sebelum divonis dokter bahwa dia mengidap kanker usus  stadium empat ini, dia baru saja pulang dari mendaki ke Gunung Kilimanjaro di Afrika masih dalam keadaan segar bugar.

Biasanya beliau ini tempatnya penulis bertanya ketika penulis menemukan ular dirumah, setelah ular tersebut dapat ditangkap dimasukkan kekantong plastik lalu ditunjukkan kepada beliau untuk mengetahui besar kecil bisanya dan jenis ular apakah gerangan. Setelah itu kemudian dilepaskan lagi. Kami wanita-wanita yang tidak pernah merasa takut dan jijik pada mahluk hidup yang sama-sama ingin hidup dibumi ini, asalkan satu sama lain tidak saling menyakiti, kalau bisa malah berbagi, entah makanan ataupun tempat untuk tinggal.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Rumahnya menjadi tempat menginapnya beberapa orang Badui

Karena aktifnya dilingkungan bersama teman akademisinya beliau sering berkunjung dan merangkul suku-suku terasing di Negeri ini yang paling dekat saat masih hidup adalah dengan masyarakat suku Badui, beliau dengan keluarganya sering menginap di Badui sampai behari-hari.

Penulis juga sering melihat kehadiran beberapa orang suku Badui dalam dan luar, dengan pakaian kadang-kadang serba putih tanpa alas kaki menggendong buntalan warna putih, bahkan penulis pun suka ngobrol juga sama mereka, sebab mereka selalu menginap dirumah kenalan itu.

Saat beberapa kali menjenguk, terlihat kondisinya sangat menurun drastis, tapi semangat hidupnya masih tinggi. Ternyata itu merupakan pertemuan yang terakhir. Waktu itu dia mengundang untuk kerumahnya melalui asisten rumah tangganya, ternyata ada sesuatu yang mengganjal dipikrannya untuk mencarikan tempat serta orang yang bersedia merawat tanaman benalu bambunya.

Dengan agak terbata-bata dan memaksakan tersenyum dia berkata kepada penulis :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun